Detour #10

poster detour edisi kyungsoo

caution: bakal banyak lompat scene 

#10 Question Mark

Baekhyun hanya bisa mendengus melihat seorang Luhan bisa mengurangi egonya untuk menyemangati Seo Nami, sampai beberapa hari lalu laki-laki ini bahkan meminta pada guru Park dipindahkan dari timnya dengan alasan tentu saja tanpa basa-basi, tidak ingin bersama Nami dan sekarang lucu sekali, ia menyemangati Nami.

Menyadari temannya sedang mencibir, Luhan segera mengernyit dan memukul bahu Baekhyun dengan kompres esnya “Berhenti tersenyum seperti itu.”

Sambil meringis pelan ia kembali tersenyum kali ini mencoba terlihat lebih tulus “Haruskah aku menyemangati temanku  Sena? Kau sudah menyemangati Nami kan?”

Sadar benar Baekhyun hanya menggoda dirinya Luhan memilih menghiraukan candaan pria ini dan hanya menjatuhkan dirinya di bawah pohon. Baekhyun menaikkan alisnya “Tidak mau melihat siapa yang menang?”

“Tidak tertarik.” Luhan menjawab singkat tidak mau repot-repot mencari alasan lain, ia mengeluarkan ipod dari kantong celananya dan memasang earphone pada telinganya. Meskipun Baekhyun mengerti Luhan masih dalam mood buruknya ia memilih mengabaikan fakta itu dan tetap menggoda sahabatnya. “Eii—aku tahu, kau tidak mau melihat Jongin dan Sena kan?”

Saat itu juga Luhan mengerutkan dahinya, mulutnya sudah siap mengeluarkan seribu alasan tapi ia ingat cara terbaik melawan Baekhyun adalah membalasnya dengan hal yang sama. “Hah, sekarang siapa yang mengikutiku di sini karena tidak mau melihat D.O dan Nami? Ahh atau Chaeri?”

Baekhyun memiringkan kepalanya dengan kedua mata dipincingkan pada Luhan “Tidak, justru aku mau melihat pemandangan itu.”

Luhan terkekeh, sejujurnya ia hanya bicara asal tapi Baekhyun terlihat menanggapi kata-katanya  “Baiklah aku pergi, akan kufotokan Sena yang memeluk Jongin karena ia menang.” Baekhyun masih ingin menyulut emosi Luhan.

“Kau bercanda.” Luhan menggelengkan kepalanya dua kali lalu menatap Baekhyun dengan seringai “Nami yang akan menang.”

“Park Sena yang akan menang.”

“Sudahlah Baek, aku tahu dari awal kau memang tidak mengharapkan kekuatan perempuan dari timmu–”

“Hei dengar ya—“

“Luhan!!”

Percakapan atau lebih tepatnya perdebatan mereka berdua terhenti, secara bersamaan keduanya segera menolehkan kepala mereka mencari asal suara yang tiba-tiba berteriak memanggil nama Luhan.

Baru saja Luhan dan Baekhyun ingin berlari mencari suara itu tiba-tiba seseorang yang harusnya sudah berlari jauh kembali terlihat mendekat ke arah mereka “Chaeri! A-apa yang—“

“Nami pingsan di tengah-tengah! Saat dia jatuh tidak ada seorang pun berada di sekitar kami.” Ucap Chaeri sambil terengah-engah, ia masih membopong dengan susah payah Nami yang kedua matanya masih terpejam. “Bi-bisa bantu aku mengangkatnya?”

Luhan dan Baekhyun berpandangan, mata mereka yang berbicara sama-sama melempar kewajiban ke satu sama lain. Melihat hal itu Chaeri memutar bola matanya, di saat seperti ini masih saja mereka bisa bersikap seperti itu?

“Astaga kalian—“

“Biar aku yang mengangkat.” Baekhyun pun berkata, tidak terlihat tulus tapi tetap saja Chaeri berterima kasih. “Tenang saja Nami tidak berat kok.” Ujar Chaeri begitu Baekhyun melompati tali pembatas jalur lari dan meletakkan lengan Nami pada bahunya. Baekhyun mendecak tidak menjawab apa-apa karena sesungguhnya; Nami berat.

Chaeri menghela nafasnya lega, ia mengelap pelipisnya yang berkeringat dengan tangan dan tersenyum yang justru membuat Baekhyun memiringkan kepalanya menatap bingung pada perempuan ini yang masih saja berdiri di tempat yang sama “Ya Moon Chaeri, kupikir kau masih harus berlari? Sena tidak terlalu cepat kau bisa membalapnya.”

Chaeri membulatkan matanya bersamaan dengan mulutnya “Omo! Aku lupa!” Tanpa pikir panjang ia langsung melesat meninggalkan Baekhyun yang hanya melongo, baru sadar kalau baru saja ia memberitahu kelemahan kelompoknya.

 —

Do Kyungsoo meletakkan tangannya diatas matanya sendiri untuk mengurangi silau cahaya matahari yang begitu terik pagi itu, sambil memincingkan matanya ia memajukan kepala memastikan lebih jelas siapa perempuan yang sudah terlihat di ujung sana.

Dari awal Kyungsoo memang tidak begitu menaruh harapan pada Chaeri, tapi tetap bukan artinya ia percaya Chaeri akan kalah, yang ia yakin Chaeri tidak akan membuatnya kecewa, apapun itu ia tahu Moon Chaeri akan melakukan yang terbaik untuk membuktikkan kata-katanya. Terbaik tidak terdefinisikan kan? Bisa saja Chaeri kalah tapi sesuatu tetap membuat Kyungsoo puas?

Oleh karena itu Kyungsoo bisa menyunggingkan bibirnya maklum saat melihat Sena lah orang pertama yang akan mencapai garis finish.

“Park Sena!” Jongin yang berdiri di samping Kyungsoo langsung meneriakkan nama teman sekelompoknya, terlihat benar-benar girang mungkin karena sempat depresi pelari pertama kelompok mereka Sina benar-benar kalah telak.

Kyungsoo berusaha sebisa mungkin tidak menghela napas, melihat orang yang terlalu bergembira rasanya menjengkelkan, kalau pertandingan estafet ini ia sama sekali tidak mendapat poin berarti beberapa rencananya harus diubah. Ia sama sekali tidak terganggu hanya saja—

“MOON CHAERI!” Seseorang berteriak tepat di belakangnya, benar-benar ingin Kyungsoo marahi tapi mengingat  nama Moon Chaeri yang tersebut ia memilih menahan emosinya dan kembali memelototi jalur lari, apakah matanya sudah seminus itu sampai tidak menyadari Chaeri datang?”

“D.O! Chaeri datang! Kita masih ada harapan!” Sungjae mengguncang-guncang bahu Kyungsoo, luar biasa girang membuat Jongin yang berdiri di sebelah Kyungsoo menoleh dengan kening mengernyit, sekarang ia mengerti perasaan jengkel melihat orang lain terlalu senang. “Hei hei belum tentu—“

“Hei Sena itu-dia terluka?” Kyungsoo berkata, antara pernyataan dan pertanyaan. Kaki perempuan itu terlihat bergerak tidak seperti yang semestinya.

Mendengar kalimat Kyungsoo  Jongin mulai was was, ia memincingkan matanya dan langsung mendecak “Aigoo—“ Kalimat Kyungsoo terbukti benar.

Sungjae tidak ambil pusing tentang keadaan Sena, sekarang matanya terfokus pada siluet Chaeri yang sosoknya makin terlihat jelas. Ia menggigit bibirnya, gemas ingin rasanya mempercepat waktu untuk melihat siapa menang. “Chaerii! Ayo Chaerii!”

Sena yang sudah berjarak 50 meter dari garis finish terus berlari sekuat yang ia bisa, wajahnya meringis dan Kyungsoo benar-benar berusaha tidak simpati pada perempuan ini, sekarang ia harus mendukung Chaeri, tapi kembali ke pertanyaan awal, pertanyataan yang Baekhyun kemukakan padanya. Bagaimana cara ia menyemangati Chaeri?

Chaeri benar-benar dilema, ia tahu Sena terjatuh karena tidak fokus melihat langkahnya sendiri, perempuan itu melihat Nami pingsan di tengah-tengah tepat ketika Nami hampir menyusulnya, Chaeri yang entah kenapa merasa mendiamkan perempuan tergeletak di tengah jalan begitu saja benar-benar tidak manusiawi memilih untuk membawa Nami ke tempat awal dengan harapan Luhan masih ada di sana. Ia yakin Sena terus berlari sambil sekali-kali melirik belakang mungkin merasa bersalah dan itu membuatnya terjatuh.

Sesungguhnya Chaeri ingin menang, tapi menang melawan orang yang terluka, ugh itu tidak terdengar keren. Yah tapi bagaimanapun juga, pertandingan adalah pertandingan, Chaeri menggelengkan kepalanya membuang jauh-jauh pikiran untuk mengalah.

Dengan yakin Chaeri kembali menaikkan kepalanya, menatap lurus ke depan dengan badan dicondongkan lebih maju. Sosok Do Kyungsoo mulai terlihat, berlainan 180° dengan ekspresi Sungjae yang melompat hiperaktif Kyungsoo hanya menatap Chaeri, tatapannya tidak terbaca, atau mungkin memang karena Chaerinya saja yang tidak bisa membaca ekspresi.

Chaeri mengharapkan sebuah senyuman semangat tapi laki-laki ini benar-benar tidak menunjukkan aura hei-ayo-kita-bisa-menang, bahkan melambaikan tangannya pun tidak. Tapi justu entah kenapa Chaeri makin merasa semangatnya terpompa, merasa tertantang ingin tahu bagaimana rasanya melihat sosok laki-laki ini tersenyum karena dirinya dan yang ia tahu, ia harus membuat Kyungsoo kehabisan kata-kata.

“Chaeri! Chaeri! Chaeri!” Teriakan Sungjae sungguh membuat Chaeri malu, sekarang ia berharap Sungjae berhenti dan mengikuti apa yang Kyungsoo lakukan.

Beberapa detik selanjutnya, Chaeri menyadari ia dan Sena hanya berjarak dua meter, perempuan ini benar-benar mengerahkan seluruh tenaganya.

Ayolah Chaeri, 15 meter lagi..

Moon Chaeri membuatnya kehabisan kata-kata. Ia tidak tahu sejak kapan perempuan ini sudah berjarak kurang dari satu meter dari belakang Sena. Kyungsoo memang menatap Chaeri, tapi pikirannya kosong, ia memikirkan apa yang ia bisa lakukan untuk Chaeri, beribu skenario bermunculan dan aksi melompat dan meneriakkan nama Chaeri langsung tercoret dari daftar yang akan ia lakukan. Sekarang Chaeri dan dan garis finish tidak begitu jauh, Kyungsoo tidak perlu berteriak sampai urat nadinya terlihat hanya untuk menyemangati perempuan ini.

“Ay—“

“Ei kau, Chaeri tidak akan mendengarmu!” Sungjae menggelengkan kepalanya, dan kembali meneriakkan nama Chaeri.

Kyungsoo memutar bola matanya dan berdehem, rasanya ingin menutup mulut Sungjae dan mengatakan ‘diam, sekarang giliranku yang menyemangati.’

“Ayo—“

“Lebih keras D.O!” Lagi-lagi Sungjae memotongnya.

Kyungsoo langsung memejamkan matanya, menarik napas dan tepat ketika Sungjae akan menceramahinya lagi ia sudah membuka mulut.

“AYO MOON CHAERI! AKU MENUNGGUMU DI SINI!”

Nami mengerang pelan, begitu membuka mata lagi-lagi sakit itu kembali terasa.

“Apa sudah lebih baik?” Wajah orang di didepannya tidak terlihat jelas, masih blur tapi dari suaranya ia yakin orang itu bukan salah seorang dari teman sekelompoknya “Baek-hyun?”

“Tadi kau pingsan di tengah-tengah, Chaeri membawamu kembali.”

“Pingsan?” Nami berkata pelan, berusaha mengingat ulang bagaimana bisa ia berakhir di sini. “Ahh iya maghku kambuh.”

Baekhyun hanya mengangguk-ngangguk, masih merasa canggung terlebih kenapa harus dia yang menemani perempuan ini sampai tersadar? Kemana laki-laki pengecut bernama Luhan itu?

“Hei sudah lebih baik?” Tiba-tiba suara lain datang memecah keheningan. Nami dan Baekhyun menolehkan kepalanya bersamaan. Sungjong sudah berdiri tepat di belakang Baekhyun dengan napas sedikit terengah. “Luhan memberitahuku kau pingsan di tengah-tengah, astaga Seo Nami kalau dari awal—“

“Ah sudah sudah.” Nami membalikkan badannya yang masih terlentang di kasur ruang kesehatan. “Aku tidak mau diceramahi, mana aku tahu maghku akan kambuh di tengah-tengah lari, padahal sedikit lagi aku bisa mengalahkan Sena.” Nami tahu tujuan awalnya mengalahkan Chaeri tapi ternyata mengalahkan perempuan ini tidak memakan waktu lama sehingga ia langsung berambisi untuk membalap Sena.

Sungjong hanya diam, sementara Baekhyun yang tahu diri memilih ikut menutup mulut. Nami menghela napas, kurang puas protesnya tidak ditanggapi “Kenapa? Kau kecewa padaku?”

“Tidak, kau sudah berusaha, lebih baik kau berterima kasih pada Chaeri, dia yang membawamu.”

Nami langsung menendang selimutnya dan beranjak dari tidur “Chaeri yang membawaku sampai ke sini!?”

Menyadari Nami salah paham Baekhyun langsung menggelengkan kepalanya “Bukan bukan, dia yang membopongmu begitu terjatuh tapi aku yang membawamu sampai ke ruang kesehatan.”

“Ohh.” Nami mengangguk, ia menatap Baekhyun yang detik itu langsung mengalihkan pandangannya menghindari tatapan Nami. “Terima kasih Baekhyun.”

Baekhyun mengangguk pelan dan langsung beranjak dari kursi sambil mengacak-acak rambutnya diiringi tawa “Kau benar-benar berat Nami.” Berusaha untuk membuat suasana tidak terlalu kaku, tapi lelucon yang dipakai salah. Suasana hening dan Baekhyun langsung merapatkan bibirnya “A-aku bercanda..sudah dulu ya! Aku mau melihat siapa yang menang!” Baekhyun berlari dari ruang kesehatan terlalu malu ingin kabur sampai lupa menutup kembali pintunya.

“Maafkan aku.” Sena menundukkan kepalanya saat Jongin masih membalut pergelangan kakinya dengan kain. Membaca situasi Sena yang begitu murung Jongin menggelengkan kepalanya dan tersenyum “Hei juara dua juga bukan hal yang buruk tahu.”

“Tetap saja—“

“Estafet putra tim kita yang akan menang, masih banyak kesempatan.” Jongin berkata dengan yakin. Ia melirik ke bawah tenda melihat dua orang yang tertawa satu sama lain, entah kenapa kata-kata Hara terasa makin meyakinkan.

“Tidak-tidak, kami yang akan menang” Seseorang datang menginterupsi, benar-benar menginterupsi. Sena mengangkat kepalanya yang sejak awal tertunduk dan melihat Luhan berdiri mengangkat satu tangannya dengan telunjuknya yang digoyangkan.

“Untuk apa kau ke sini?” Jongin memutar bola matanya melihat sahabat yang sekarang menjadi musuh menatapnya dengan cara yang menjengkelkan. “Urusi Nami, kudengar dia pingsan.”

Luhan hanya mengendikkan bahunya “Aku sudah memanggil Sungjong.” Menyadari Sena yang menatapnya jengkel Luhan menyunggingkan bibirnya setengah tersenyum “Sekarang aku penasaran ingin mewancarai kenapa pelari Park Sena dapat dikalahkan?” Ia menurunkan pandangannya pada kaki Sena yang terbalut “Astaga! Bahkan sampai terkilir!” Berpura-pura terkejut tapi siapapun dapat membaca kepalsuannya.

Sindiran Luhan sebenarnya sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Sena, tapi kali ini Sena merasa Luhan benar-benar tidak membaca situasi. “Bahkan anggota klub koran pun bukan, sudahlah jangan besar mulut kau boleh berkata begitu kalau kau sendiri akan menang.”

“Aku akan menang.” Luhan langsung menjawab, singkat dan yakin.

Jongin mendengus, setelah selesai membalut pergelangan kaki Sena ia pun berdiri dan memegang bahu Luhan “Kalau ada dua Luhan di timmu mungkin saja menang, masalahnya kau hanya sendiri di sana.”

Tangan Jongin langsung ditepisnya, ia menatap Sena dan Jongin bergantian, pikirannya sibuk mencaci maki tapi setelah menghela napas ia memilih membalikkan badannya lalu tersenyum, kata-katanya ditujukkan untuk Sena tapi ia menatap Jongin “Tenang saja, aku ini Xiao Lu yang cepat.”

Sena diam, nama panggilan yang hampir terlupakan kembali didengarnya tidak tahu kenapa tapi itu membuat jantungnya berdebar lebih cepat, membangkitkan kenangan lama yang sesungguhnya manis.

Melihat Chaeri masih saja berkeringat, Kyungsoo mengeluarkan tisu basah dari kantongnya dan menjulurkannya pada Chaeri yang sejak tadi tidak berhenti mengipasi dirinya.

Chaeri langsung berterima kasih  dan menerima tisu itu, ia mengelap seluruh pelipis dan lehernya, terlihat begitu berenergi padahal baru saja merasa kakinya terlepas karena dipaksa berlari “Kyungsoo aku masih belum percaya kita menang.”

Kyungsoo mengangguk, ia mengeluarkan kertas jadwal pertandingan dari kantongnya lalu mengipasinya tepat di samping Chaeri “Aku juga belum.”

Chaeri yang langsung menyadari angin sepoi berhembus mengelus lehernya langsung menengok dan mendapati Kyungsoo sedang mengipasi dirinya, ia ingin mengambil kertas itu dan berkata ‘‘biar aku saja.’’ Tapi Kyungsoo menjauhkan tangannya menghindari tangan Chaeri “Aku juga ingin mengipasi diriku.”

Chaeri mengendikkan bahunya, setelah merasa kakinya sudah kembali normal ia menekuk kakinya yang daritadi terus diluruskan, sambil memeluk lutut Chaeri meletakkan kepalanya diatas lututnya kedua matanya dipejamkan menikmati perasaan dimanja oleh angin yang terus meniup anak rambutnya di leher sekaligus perasaan lega yang susah payah ia dapatkan.

“Dengan begini kita tidak perlu khawatir di pertandingan estafet putra, kalau tidak menang pun tak apa.”

Kyungsoo mendengus membuat Chaeri langsung menengok padanya “Apa aku perlu menyemangatimu? Seperti berteriak Do Kyungsoo aku menung—“,

“Diam.” Kyungsoo langsung menutup mulut Chaeri dan menatapnya jengkel, ia menghela napas, dan mengipasi dirinya sendiri membuat Chaeri sempat protes “Saat itu aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kukatakan, kau mau aku berteriak seperti Sungjae?”

“Tidak.” Tanpa berpikir lagi  Chaeri menjawab langsung teringat saat ia berlari dan merasakan seluruh perhatian penonton beralih pada dirinya hanya karena teriakan Sungjae.

Kyungsoo menarik kedua ujung bibirnya untuk tersenyum, kedua mata memandang Chaeri “Kau bisa menyemangati Sungjae dia pelari terakhir dan kau harus balas budi karena dia yang menyemangatimu paling keras.”

Hal aneh membuat Chaeri refleks menggelengkan kepalanya “Tidak, aku akan menyemangatimu.”

Sekarang Kyungsoo terdiam, lagi-lagi memutuskan menutupi apa yang dirasakannya, kepalanya ditolehkan memandang apapun itu asal bukan Chaeri, wajahnya kembali memanas, yakin benar wajah merah yang Baekhyun komentari lagi-lagi kembali muncul.

Kim Jongin menoleh kanan kiri, kedua kakinya dijinjitkan memastikan siapa saja orang yang menunggu di sekitar jalur larinya. Sudah berkali-kali ia mengingatkan Sina untuk menunggu di garis finish tapi entah kenapa firasat mengatakan perempuan ini tidak akan menuruti permintaannya.

“Jongin! Ayo bisa!” Sena meneriakkan namanya diantara belasan perempuan lain di sana. Jongin hanya mengangguk dan melambaikan tangan tanpa benar-benar menatap Sena, ia masih sibuk berpikir. Begitu melirik ke kanan ia melihat Sungjae yang tidak berhenti mengatakan fighting pada dirinya sendiri sementara laki-laki di sebelahnya lagi Luhan hanya menatap lurus ke depan, sekali-kali memutar bola mata saat Sena mulai melebih-lebihkan pujiannya terhadap Jongin.

“Sungjae! Meskipun kita sudah unggul satu poin kau harus tetap menang!” Bomi berteriak, kalimatnya makin menyulut Jongin untuk membuktikkan dirinya akan menang. Luhan menengok kanan kiri, tiba-tiba merasa seseorang harus menyemangatinya juga.

Bomi dan Sena mati-matian membela tim mereka, membuat Luhan makin menguatkan tekadnya bisa membuktikkan pada Sena siapa yang lebih cepat antara dirinya dan Jongin.

“Hei Luhan!”

Refleks Luhan menengok, matanya membulat kaget melihat orang yang berada pada daftar nama terakhir orang yang ia harap akan menyemangatinya “Jongin dan Sungjae  bukan lawanmu jadi kau harus menang.”

Jongin ikutan menengok mendengar namanya tersebut, sambil bertolak pinggang ia mendecak dan memandang jengkel pada perempuan angkuh yang melipat kedua tangannya di depan dada. “Ya Seo Nami! Jaga mulutmu!”

Nami menjulurkan lidahnya dan membuang muka, pertandingan sebelumnya membuatnya dongkol, tim Kyungsoo sudah menang dan ia harus menyusul mereka.

Luhan mentertawai perilaku Nami yang entah kenapa juga melampiaskan perasaannya sendiri, sambil tersenyum ia mengangkat kedua jempolnya pada Na mi danberteriak “Kau pintar Nami!” Nami tidak membalasnya hanya mendengus ia pun kembali berjalan meninggalkan Luhan mungkin merasa menyemangati pria ini hanya untuk menggugurkan formalitas sebagai sesama anggota tim.

Moon Chaeri mengepal tangannya melihat Kyungsoo berhasil menyamai larinya dengan Chen. Lari Kyungsoo memang tidak begitu cepat tapi konstan hingga Sunggyu yang sejak awal lari paling cepat pun sudah berjarak dua meter kurang darinya. Awalnya Chaeri hanya ingin menyemangati di garis start tapi pertandingan terlalu menghisapnya sehingga tanpa sadar ia ikut berlari penasaran bagaimana jalannya pertandingan.

Sambil terengah-engah ia pun menghentikkan larinya, merasa sudah cukup ketika melihat Kyungsoo berhasil memberikan tongkatnya pada Sehun bersamaan dengan Sunggyu memberikan tongkatnya pada Baekhyun.

“Hei!” Chaeri berteriak membuat Kyungsoo yang tidak menyadari seseorang terus berlari mengikutinya menengok menyadari Chaeri berdiri di sana. Chaeri menjulurkannya sebotol air mineral yang langsung ditegak habis lebih dari setengahnya oleh Kyungsoo. Sambil mengelap mulutnya yang basah belepotan Kyungsoo tersenyum “Aku tidak tahu apa Sehun bisa menyamai Baekhyun tapi kita punya Sungjae.”

Chaeri menghembuskan napasnya  “Sudahlah, lebih baik kita bersiap untuk pertandingan selanjutnya.”

Pukul 10.55

Sungjong tidak bisa menghentikkan tangannya untuk berhenti mengetuk kursi tempatnya duduk, kebiasaannya setiap ia menantikan sesuatu. Dua menit lagi pertandingan basket putri akan selesai, timnya berhasil menuju babak final mengalahkan tim Jongin yang kalah telak, awalnya ia tidak percaya Nami dan Chorong bisa bekerja sama sebaik itu mengingat sejak latihan awal mereka selalu berdebat soal strategi membuat setengah pertandingan pun tidak akan selesai karena diakhiri salah satu dari mereka yang akan membuang bola jauh-jauh lalu meninggalkan lapangan. Tapi kali ini ke duanya menjadi partner tidak terkalahkan memberi kejutan besar pada Sungjong.

“Bagus Chorong!” Luhan yang duduk di sebelahnya seketika berdiri saat bola masuk dengan mulus pada ring yang sudah dijaga oleh Bomi dan Seukri. “Ayo Nami kita masih punya satu menit!” Ia berteriak dan sekali lagi membuat Sungjong tidak habis pikir, anggota timnya selalu memberi kejutan, bahkan seorang Luhan pun sudah menjelma menjadi fans nomor satu Seo Nami.

“Ayo Nami!” Jongin tidak peduli mendapat tatapan aneh dari Luhan, Sungjong dan Chen sejak ia berteriak menyemangati tim mereka terlebih seorang Seo Nami yang sekarang ia bela. Pertandingan basket putri tadi timnya sudah kalah telak, baik melawan tim Kyungsoo atau Sungjong. Hal itu membuat kesimpulan pada Jongin final kali ini Sungjong yang harus menang karena kalau sekali lagi Kyungsoo mendapatkan poin maka tim mereka akan paling unggul.

Sejujurnya posisi Jongin terjepit, menang di pertandingan estafet tadi pun sebenarnya hanya soal keberuntungan, menyentuh garis finish tepat sedetik lebih cepat pun hanya karena faktor kaki panjangnya. Ditambah Baekhyun sudah memberikannya tongkat lebih cepat tapi masih saja Luhan bisa membalapnya.

Chaeri hanya bisa mengandalkan refleksnya yang bagus saat menerima bola, tapi soal menjaga bola justru di situ kelemahannya, oleh karenanya saat Nami kembali merebut bola dari tangannya ia tidak terlalu kaget, antara pasrah dan mengharapkan waktu cepat berhenti, ia tidak peduli siapa menang.

Papan skor masing-masing tim terus berganti, tidak ada yang benar-benar memperhatikannya lagi karena terlalu sibuk soal urusan mereka. Kepala sekolah sekali-kali mengeluarkan pidato singkat mengatakan betapa hebatnya murid-muridnya tetap bertenaga meskipun setengah pertandingan sudah terlewati.

Sambil menegak air mineralnya Baekhyun bersandar pada batang pohon dan mengipasi dirinya yang berkeringat.

“Hei ini bagianku!” Jongin berteriak saat melihat Sunggyu mengambil daging dari piringnya.

Tidak mempedulikan protes temannya Sunggyu tetap memasukkan daging curiannya pada mulut “Hei, karena siapa kita menang? Kalau aku tidak merebut bola dari Luhan tentu tim kita akan kalah.”

“Dan kalau aku tidak menerima bolamu siapa yang akan mencetak nilai?” Jongin berkata cuek dan mengambil daging dari piring Sunggyu. Keduanya tidak berhenti berselisih saat jam makan siang, Sena dan Naeun terus berbincang dan temannya lain membuat lelucon hanya Sina yang duduk di antara Sena dan Jongin makan dengan tenangnya.

Baekhyun yang sudah menghabiskan jatah makan siangnya sejak beberapa menit lalu memperhatikan pohon lain tempat anggota tim lainnya berteduh dengan makan siang mereka.Tim  Kyungsoo dan Sungjong terlihat sama ramainya tapi yang menjadi perhatian Baekhyun bukan soal apa keributan mereka, ia menelan ludah merasa iri kedua tim lawannya sama-sama memiliki koki yang suka rela membawakan bekal ekstra untuk timnya.

Chaeri yang merasa perutnya akan meledak kembali menggelengkan kepalanya saat Kyungsoo menawarkannya sepotong sapi lada hitam.

“Berapa kali kukatakan perutku tidak bisa menampung lagi Kyungsoo!”

Kyungsoo mengerutkan keningnya “Tapi badanmu kurus sekali, dari dulu aku penasaran, sebenarnya bagaimana cara makanmu?”

Chaeri memutar bola matanya dan mengendikkan bahu “Aku pikir aku bisa muntah sekarang, ayolah lebih baik jangan terlalu mengisi perut sampai pertandingan selesai, kau ingin muntah?”

“Setelah makan siang kita diberi waktu istirahat setengah jam.” Kyungsoo menjawab datar dan memasukkan daging yang tadi ia tawarkan pada Chaeri ke mulutnya sendiri.

Chaeri hanya mengangguk, ia memperhatikan lutut Kyungsoo yang memerah karena tersandung saat pertandingan basket tadi “Apa kau masih bisa lari?”

“Menurutmu aku tidak bisa?”

“Bukan tapi—“

“Astaga apa kalian tidak diajarkan berbagi?” Tahu-tahu sebuah suara memecah perhatian Chaeri soal lutut Kyungsoo, Kyungsoo menghela napas dan memberikan bekal yang sedang dipegangnya pada Baekhyun yang seenaknya datang mengganggu “Makan ini makan, habiskan.”

Dengan senang hati tanpa keraguan Baekhyun menerima pemberian Kyungsoo dan memakannya di tempat. Sambil tetap mengunyah dengan mulut penuh (karena ia memasukkan tiga potong daging besar sekaligus ke mulutnya) Baekhyun memperhatikan Kyungsoo dan Chaeri yang melanjutkan obrolan mereka. Seperti menemukan hal yang menarik antara keduanya ia terus menatap Kyungsoo dan Chaeri bergantian.

Mata Kyungsoo yang tidak berhenti berkeling, tangannya yang sekali-kali menutupi mulutnya menyembunyikan betapa lebarnya senyuman yang terukir di wajahnya, kedua pipinya yang memerah dan Kyungsoo sangkal karena ia  kepanasan. Baekhyun berusaha membaca ekspresi itu, ia mengerti dan perlu satu hal untuk menguatkan dugaannya.

“Moon Chae  coba makan ini, enak sekali!”  Ujarnya sambil menjulurkan daging kecil yang diolesi banyak saus.

Chaeri menengok dan menggelengkan kepalanya “Aku sudah makan, dan perutku kenyang sekali.”

Baekhyun yang tidak peduli rasanya ingin menghalalkan segala cara agar Chaeri mau memasukkan dagingnya ke mulutnya “Ayolah Chaeri! Daging bagus untuk menambah tinggi badanmu!”

“Kalau begitu makanlah, kau lebih butuh.”

Sekuat tenaga Baekhyun menahan keinginannya untuk memutar bola mata,  ia memaksakan dan saat ingin membujuknya lagi, Chaeri menjulurkan tangannya “Baiklah-baiklah, sini berikan padaku.”

“Tidak apa-apa biar kusuapi, ayo makan.” Ia menjulurkan sumpitnya mendekat pada mulut Chaeri, Chaeri yang memandang Baekhyun penuh tanda tanya akhirnya menerima suapan Baekhyun. Tapi selanjutnya yang menjadi perhatian Baekhyun bukan lagi bagaimana reaksi Chaeri soal daging, ia tidak peduli apa komentar Chaeri sekarang yang penting ia harus membaca ekspresi laki-laki yang daritadi diam memperhatikan dirinya dan Chaeri.

“Hahaha!” Baehyun tertawa membuat Chaeri menaikkan sebelah alisnya tepat setelah mengunyah makanannya. Ia menutup mulutnya berusaha untuk tidak tertawa terpingkal-pingkal, tapi bagaimanapun juga hal yang ia tertawakan ini memang terlalu absurd. “Apa yang lucu?” Chaeri bertanya.

Baekhyun menunjuk dirinya dan tersenyum “Aku yang lucu, baiklah terima kasih atau makan siangnya Kyungsoo-nim!” Ia menepuk bahu Kyungsoo dan berjalan pergi menuju tempat kelompoknya sendiri.  Kernyitan yang muncul di kening Kyungsoo saat Chaeri memakan dari sumpitnya sudah lebih dari cukup bagi Baekhyun untuk tahu kalau dugaannya benar. 

______________________________________________________

Author’s note:

Akhirnya kentang banget -_-

Tapi bagaimanapun juga kita harus berterima kasih pada Baekhyun karena dia ngasih hint gimana cerita ini bakal berjalan /wink

makasih bacoon ❤

Jangan bosan sama festival olahraga ya karena chapter selanjutnya bakal jadi terakhirnya kok

Dan– hm ya segitu aja 

Oh iya! aku coba gambar Kyungsoo, yg bikin ngeselin, waktu liat di laptop baru nyadar kepalanya kegedean urgh, kira2 rambut dia di detour kayak gitu.

56 thoughts on “Detour #10

  1. fiuuuuhhh… entah kenapa aku ngerasa part ini panjang bangat xD mungkin karena lagi festival olahraga kali yak, aku yg baca ikutan ngos-ngosan kayak lari estafet. btw, hari ini sekolahku classmeting masa lombanya lari estafet jugaa wkwk jadi kayak dejavu :3

    thor aku suka cerita luhan bahaha.. di sini part baekhyun sama chaerinya dikit jadi aku malah lebih terpikat sama sena-luhan wkwk
    dan diyo agak membosankan disini u,u diyonya gak ngegemesin kayak part2 sebelumnyaaaaa… apa karna dia udah mulai suka sama chaeri? jadi malah kaku ._.
    baekhyunnya juga kok malah seneng tau diyo naksir chaeri, doi gak cemburu? :/
    author kenapa suka sekali abu-abu u,u aku dilema didua ff mu ini thor hiks hiks
    tapi author tetap terbaiiiiiiiiiiikkk, bisa gitu nyelesain dua cerita yang dua-duanya selalu ditunggu2 :3
    fighting fighting!!! 😀
    see you! ^^

    • haha bisa pas gitu xD
      iya emang baekhyunnya sengaja didikitin dulu
      tidaak dyo enggak ngebosenin perlahan2 aku bikin dia squishy lagi btw baekhyun kan ga suka sm chaeri ;;
      karena author suka warna abu2 :3 hehe makasih author lain lagi sibuk padahal ff mereka bagus bgt ;A;

  2. Haha sina jd cameo,. Detour ini juga seru deh,.. Dann bukan chaeribaeksoo yg bkin curious tgkt dewa tapi hubungan luhan sena, luhan itu kesel plus kecewa ke sena kan yah jadi dilampiasin jd suka godain sena. btw gegara ini jd suka ama kyungsoo,. Dia itu kalo senyum cutee bgt.

    uuh aku mencintaimu thor,. :* walaupun aku masih normal
    #maaf terdengar geli

    • padahal luhan-sena cuma side-pairing -_- aku ga nyangka mereka bisa mengambil perhatian readers dari chaeribaeksoo..
      HAHA love you too ramen panas! :* {} kok namanya kocak sih

  3. Telat comment -,-

    Chapter selanjutnya bakalan jadi chapter terakhir? Banyakin part Sina-D.O yah? Mian, thor, kalo suka banyak permintaan >.<

    Kalo gitu ditunggu chapter selanjutnya ^^ 🙂

    • enggaak maksudnya chapter terakhir bagian festival olahraga. tamatnya masih lama malah ._.
      iya banyak minta aja kalau author baik dikabulin xD

  4. Aaaa … Suka bagiannya chaeri ska kyungsoo… Telat comment soalny gk tw mw comment apa, tpi daebak buat author pikarchu pastel sma detour i like it .. Dan aku udh baca detour sma paster ulang” tpi msih gk bosen loh .. *kebanyakan ngmng ..

    Thor lanjutnya, jgn lma” gk sabar ni nunggu next chapternya .. Hihihi, sorry bnyak ngemeng
    Trus banyakin part chaeri kyungsoo trus bkin baekki bantuin kyungsoo sadar .. Bakal seru ..

    Sekian ya komentnya sorry kalau gaje:D

    • makasih komennya ❤ apalagi nyampe baca dua fanficku ^^
      haha baekhyun yg bantuin? kita lihaat ya 😉
      anyway komennya ga gaje kok 🙂

  5. Dalam sehari aku habisin semua part nyaaaa. Hahahaha penasaran next chapter cepetan ya thor.

    Ahahahaa ngakak bgt pas adegan kyungsoo nyemangatin chery pie. ‘Aku disini menunggumu’ hahahaahahahahahha.

  6. hallo aku raeder baru ^^. ceritanya ringan terus manis banget kaya ceri. aku suka luhan sena yeay \^^/. ditunggu cerita selanjutnya~

  7. author… pokoknya seru banget kalo lagi baca ni ff…
    castnya juga seru”…
    aku boleh req gak?
    ceritain dong hubungan chaeri ama chen pas dulu 😀
    ama 1 lagi, cepetan publis part lanjutannya ya…
    aku penasaran bwangetttt!!!!!!!!!
    kasih JEMPOL lagi buat author 😀 😀 😀

  8. mimin, annyeong maaf baru comment di part ini, mianhaeyoooo
    aku suka ff detour ini, semoga ntar chaeri sama baekhyun, kekeke~
    entah kenapa si d.o lucu di ffmu ini, mnurutku, haha
    aku suka ffmu, daebak (y)
    next part ya authornim, juseyoooo

  9. Paling nge-feel waktu luhan sama sena…
    Sayang padahal sena pernah naksir luhan, lah terus kenapa g jadian ? Apa karna sena yg mudah jatuh cinta atau karna ditolak luhan ?

    Kyungsoo sifatnya mulai berubah sjk ada chaeri ? Apakah ini karna cinta ? Hahaha
    ayo dong baek tunjukin juga rasa tertarikmu(?) sama chaeri. Biar g kalah ! Kok kesannya baek biasa aja klo sama chaeri.

    • luhan-sena jawabannya ada di detour side-stories B)
      Hahahah mungkin belum sedalam ‘cinta’ lebih tepat dikatakan…tertarik 🙂
      Baekhyun masih belum selese urusannya sama Nami jadi progres sm chaeri agak lambat 😉

  10. Ummm, kadang aku ngerasa kalau pairing-nya bakal jd Baek-Ri, tapi kadang juga aku ngerasa kalau itu Soo-Chae (jelek bgt buatanku)
    Adduuhh, biarpun author pikrachu condong ke Soo-Chae aku tetep Baek-ri shipper. titik. Hohoho 😀

    Semoga pikrachu cepet selesai hiatusnya dan menyelesaikan chapter depan.. Penasaran mampus, keren gini

    Semangat terus ya..

    • HAHH SERU ABIS BACA MARATON KOMENMU ><
      tenang aja kita sama, waktu ngetik aku juga sering BaekRi eh tau2 maunya Soo-Chae. Ehh emang aku condong ke soo-chae? /wink

      iya2 dikit lagi kuupdate ^^

  11. yaaaa, ini kok si baekhyunnya malah kepo banget sama kyungsoo. engga jeles gitu? pengen banget thor kal si chaeri sama baekhyun. kalo sama kyungsoo, kesian aja gitu chaerinya. haha, ehiya thor, aku suka banget sama poster buatan author, terutama model tulisannya. bisa ajarin aku kah? dan author pake software apa ya? thanks~

  12. eo….apa chaeri jadinya sma kyungsoo..Andweeeeeyo jebal..aku udah srek sama baekhyun thor..eo eo eo #kedip2mata

  13. Oooh ternyata, kyungsoo menyadari perasaannya tapi memungkiri dan baekhyun menyadari perasaan kyungsoo, aw aw jadi kyungri nih bukan baekri?
    Sebenernya sih agak ga ikhlas begimanaa gitu, tapi kan ah! Tulisan author tuh bikin aku labil mulu, sekarang aku lebih mihak kyungri kaaaan ah
    Yasudah, kita lihat saja kelanjutannya, capcus~ (?)

  14. Gak apa-apa tentang festival soal’a qw bisa banyangin mereka kaya di kartun malah. Maksud’a kaya festival olahraga yang ada di anime2 terutama pas bayangin chaeri di chapter sblm’a yg dikuncir kuda. Haduh bakal sulit ditebak ceritanya dan qw gak mau nebak wlpun kadang qw juga suka nebak2 dikomen qw hehehehe

  15. Gak apa-apa tentang festival soal’a qw bisa banyangin mereka kaya di kartun malah. Maksud’a kaya festival olahraga yang ada di anime2 terutama pas bayangin chaeri di chapter sblm’a yg dikuncir kuda. Haduh bakal sulit ditebak ceritanya dan qw gak mau nebak wlpun kadang qw juga suka nebak2 dikomen qw hehehehe
    Qw sendiri jadi bingung udah mau nerima chaeri buat bebek tapi disisi lain qw msh berharap dio sama chaeri tapi blm ada moment yg buat gregetan antara dio-chaeri. Dio blm bisa buat chaeri ketawa seutuh’a kaya bebek.
    Hayooo chingu tanggung jawab

  16. Aku mau comment disini;_; uh… Ternyata Chaeri kayanya bakal sama bang usoo ya? Yaudah deh aku ikutin alurnya aja;_;
    Tadinya, sanking penasarannya aku mau langsung lompat ke update-an terakhir;_; (kebiasaan aku kalo mau tau pairingnya yg bakal jalan yg mana aja;;_;;) tapi gajadi deh, aku baca secara urut aja;-;

    Ini keren!! Ga sia-sia aku nyoba baca ini walaupun udh sampe chapter sekian;_; soalnya biasanya aku paling males kalo ff nya itu chapernya udh lumayan jauh berjalan sedangkan aku baru mulai baca;___;.

    Okay, keep writing! Eonthor fighting!!^^

  17. Pingback: Rekomendai Fanfiction | Anggi Nindya Sari

  18. oooo. Kalau Chaeri sama Kyungsoo gimana ya (?) masalahnya dari awal BaekRi mulu jadi kalau KyungRi moment rada gimana gitu /?

  19. Hello! Anyeong! Ni hao!!!
    Btw, perkenalkan saya readers baru dsini ^^ seneng lho bisa ngunjungin blog ini! Aku suka cerita ini! Ya meskipun aku barj baru baca ya aku merasa lucky! Karena FF ini menarik bgt! Gatau knp aku suka sama baek-chaeri wahaha semoga sajaaa mereka bisa bersatuuu amiiin (aku lebih setuju bgt kalo baek sama charie dan charie sama baek bukan sama dio wekeke) suka deh sama FF ini wahaha (berapa kali ya aku sebutin?) Pokonya keep writing utk author!!! Jinsheng!!! Love ur fanfic!

  20. wkwk jadi sina sama sena orang yg beda. dipart sebelumnya kirain sena yg tim luhan ternayata nami , aku salah paham wkwk baekhyun jadi sama siapaaaaa?? -_- kyungsoo suka chaeri ya wkwk dan jongin suka sena?? gitu. sena mantan luhan gitu?? ahhh penasaran. bnyak bgt pertanyaan tapi lupa mau tanyakkk

  21. Pingback: rekomendasi ff exo berchapter | choihyunyoo

  22. Pingback: rekomendasi ff EXO berchapter part 1 | choihyunyoo111's Blog

  23. tokoh utama di sni smpek saat ini blum ada tanda” klq mereka salinng suka y?
    si baekhyun sma si chaerin..
    apa entr si chaerin yg jdian sma kyungsoo?
    bingung deh..
    aku kira baekyun bkaln cemburu , tpi ternyta malah seneng” aja.. dan masa bodo gtu..
    luhan sma sena bikin gereget deh..
    penasran sma tim yg bkal menang nih..

  24. AAAHH! >.<
    Walaupun udah pernah baca chapter ini (karena waktu itu aku sempet ngikutin detour, cuma stuck ditengah jalan._.) tapi tetep aja aku gemeshh sama dede Kyungsoo :* hihihi. Duh, gataulah, aku ga perhatiin cast yang lain /.\ soalnya aku lagi fokus ke dede Kyungie~ haha. (Padahal Kyungsoo sama aku tuaan Kyungsoo xD)
    Oh, btw aku Luhan-Sena shipper loh! XD kalo Chaeri, aku gatau mau ngeship dia sama siapa, aku galaauuu T—T BAEKSOO SAMA-SAMA CUTE, BIKIN GALAAUU~~~

  25. Iya iya
    aku merasa bingung antara BaekDo. Siapakah yg couplenya Chaeri? Jika seandainya itu Kyungsoo, aku ga bisa byangin/jgn ikutan byangin-_-/gimana Nami!

Leave a reply to hasnaal8 Cancel reply