Catching Feeling [1/?]

0 1 – G e t t i n g  T o  K n o w  Y o u

Sarang benci semua dongeng yang berhubungan dengan kisah pangeran dan putri. Khususnya sebuah cerita ketika si pangeran jatuh cinta pada pandangan pertama pada putrinya, Sarang benci itu, banget.

Ada beberapa alasan kenapa perempuan ini membenci kisah klise pangeran-putri seperti kebanyakan laki-laki tidak menyukai serial drama. Terutama beberapa adegan yang selalu membuatnya meringis seperti adegan adu tatap mata antara si pria dan wanita, waltzing seakan dunia milik berdua atau pernikahan ketika keduanya baru berkenalan kemarin atau—yah anggap saja dia membenci semuanya.

Hari melelahkan ketika ia hanya tidur dua jam untuk menyelesaikan esainya Sarang menopang dagunya dengan sebelah tangan, matanya belum mau berhenti memandang sosok  laki-laki yang duduk hanya dua meja di depannya. Pemuda China yang merasa duduk di kursi terlalu membosankan sedang duduk di atas mejanya, masih tertawa dengan si sahabat masa kecilnya yang kebetulan adalah anak dari teman ibunya Sarang. Namanya Lu Han jika kalian penasaran. Sarang tidak mengerti bagaimana bisa Lu Han yang sejak kecil bermimpi menjadi pemain bola profesional masih bisa tertawa serenyah itu ketika dirinya berakhir mengambil jurusan hukum yang Sarang tahu sekali Lu Han terpaksa mengambilnya.

Sarang tahu banyak tentang Lu Han. Dan bukan, bukan karena suka. Sebagai salah satu teman sekelas saat SMA dulu, sulit untuk tidak tahu banyak tentang Lu Han ketika hampir 1/3 murid perempuan di sekolah selalu menjadikan Lu Han sebagai topik sama pentingnya dengan apa merek sepatumu. Laki-laki bejat yang memiliki reputasi karena mendapat nilai A sekalipun sepertiga waktunya digunakan untuk bolos atau membaca One Piece di kelas. Tipikal laki-laki yang terlihat karismatik tanpa perlu melakukan apapun.

Sambil memelintir ujung rambutnya yang tergerai ia memutar bola mata, sulit untuk mengerti cara berpikir orang lain ketika Sarang sendiri bahkan tidak bisa memahami dirinya sendiri. Kenapa ia harus berakhir di jurusan ini ketika sejujurnya ia jatuh cinta pada dunia animasi?

“Sarang! Bawa novel yang kuminta itu?” Lu Han tiba-tiba menyahut, Sarang sampai gelagapan takut si laki-laki menyadari dirinya tengah menjadi tontonan.

“Aku lupa.” Sarang si perempuan manis yang selama ini dikenal dengan kejutekannya menepuk dahinya pelan membuat Lu Han pura-pura memasang  kecewa ketika detik selanjutnya ia segera tertawa. Lalu menunjukkan senyum aku-bisa-membacamu-sekalipun-kita-tidak-terlalu-dekat “Aku tahu, melihat kau tidak pernah menghampiriku sejak 3 hari aku mengatakan mau meminjam buku itu aku tahu kau lupa.”

Semua menjadi menggelikan bagi Sarang sehingga ia memutuskan tersenyum dan diam-diam mengambil buku yang dimaksud dari laci mejanya. Tentu dia ingat. Lu Han si laki-laki nomor satu sekampus meminjam The Hunger Games padanya ketika ia tahu hampir semua orang punya buku itu, tentu Sarang ingat.

“Aku ingat, bahkan sejak 3 hari lalu aku sudah membawanya, kupikir kau yang lupa.”

Lu Han mengerjapkan mata kaget, senyum isengnya hilang ketika Sarang berjalan menghampirinya.

“Berutang satu Pepsi karena aku harus membawa buku tebal ini selama 3 hari.” ujar Sarang yang kembali melangkah pergi setelah meletakkan bukunya tepat diatas tangan Lu Han yang sepertinya belum menemukan kalimat yang tepat untuk membalas candaan Sarang.”

Sementara itu si sahabat alias Baozi a.k.a. Kim Minseok yang seketika merapatkan bibirnya ketika Sarang mendekat memandang bosan temannya. Pemandangan tadi membuat moodnya hilang.

“Apa yang kau lihat dari Sarang?” Ia bertanya malas, monoton seperti tidak mengharapkan jawaban dari pertanyaannya.

Lu Han langsung menengok, lamunannya buyar ketika Minseok menjetikkan jari tepat di depan wajahnya. “Kau kenal Sarang?” Lu Han bertanya.

Dan Minseok hanya memutar bola mata.

***

Semua orang tahu, mungkin tidak semua, mungkin hanya beberapa orang yang mengenal Minseok dengan baik (yang sayangnya tidak banyak) kalau Kim Minseok selalu menjaga jarak dengan wanita pengecualian dosen dan keluarga sendiri tentunya. Sebagai sahabat si pemegang title; the Famous Beijing Oppa alias  Lu Han, hampir seluruh wanita yang mendekat pada Minseok selalu punya maksud di belakang. Entah pada akhirnya berujung meminta nomor Lu Han atau bahkan meminta diatur kencan dengan temannya itu. Jenuh dengan semua itu Minseok memutuskan menjaga jaraknya dengan perempuan, lagipula ia memang menikmati kehidupan sebagai laki-laki single.  Dan tidak, dia bukan gay, dan iya, dia memang canggung terhadap wanita.

“Bagaimana kau, Baozi, bakpao jantan yang hanya mengenal bakpao betina bisa mengenal Sarang? Kan sejak dulu kau mengambil sekolah pria.” Lu Han melirik Sarang yang berjalan keluar dari kelas, memastikan si perempuan benar-benar pergi sebelum ia mulai bergosip dengan Minseok yang sudah duduk merosot di kursinya.

Sambil memainkan rubik milik Lu Han laki-laki yang ditanya hanya mengangkat bahunya enggan menjawab.

“Yah oke, memang aku akan bertanya sendiri pada Sarang–” Lu Han beranjak dari kursinya sekedar untuk mengancam Minseok yang dengan sukses langsung membuat temannya itu buka mulut otomatis “Dia pasien ibuku.”

Lu Han membuka mulutnya lebar memasang wajah kaget yang begitu ekspresif yang agak mengjengkelkan untuk standar Kim Minseok.

“Pasien? Tunggu, jangan bilang Sarang memasang behel di klinik ibumu!?” Mata Lu Han membelalak, wajah kagetnya seketika membuat Minseok menyesal telanjur memberitahu Lu Han.

“Ibu kami berteman oke?” Minseok memutar bola mata

“Lalu apakah dia—“

“Tidak, dia tidak menyukaimu. Sarang berbeda tapi itu tidak membuatnya lebih baik dari kebanyakan perempuan. Aku benci dia.”

Lu Han mengendikkan bahunya dan merebut rubiknya yang ketiga sisinya sudah diselesaikan oleh Minseok. “Nah, aku tidak peduli siapa membenci siapa.” Dan tanpa merasa bersalah ia segera memutar ulang semua sisi menghancurkan hasil kerja temannya, puas melihat ekspresi jengkel Minseok ia mengembalikan rubik itu “Apa yang membuatnya berbeda? Maksudku apa yang kau tahu tentang perbedaan ketika kau sendiri tidak tahu seperti apa itu wanita, Baozi oh Baozi.” Ujar Lu Han sambil menggelengkan kepalanya sok frustasi.

“Setidaknya cukup tahu untuk tidak membuat kesalahan mendapat 3 tamparan dari wanita dalam satu hari.” Minseok mengangkat kepalanya sekilas, tersenyum menang lalu kembali mengotak-atik rubik yang sukses menjadi dua kali lipat lebih sulit dengan Lu Han yang terus mengambil kubus itu dan mengacaknya. Masih sibuk menyamakan sisi warna kuning Minseok tidak menyadari Sarang sudah kembali ke kelas, berjalan menuju arah mereka sementara Lu Han hanya menopang dagunya tertawa dalam hati, makin menikmati semua ini.

“Jadi, apa yang membuat Sarang berbeda?” Lu Han bertanya iseng tidak peduli Sarang bisa mencuri dengar percakapan mereka, karena yah, memang itu tujuan aslinya.

“Kau akan mengerti ketika kenal dengannya. Dengar Lu Han, aku tahu dia memang cantik tapi percaya padaku hatinya tidak cukup cantik untuk–”

“Baozi. Ibuku menitipkan ini.”

Minseok membelalak ketika suara Sarang tahu-tahu menyergapnya dari belakang, gelagapan maka rubik yang dipegangnya jatuh sementara Lu Han yang menyaksikan si tuan-aku-terlalu-keren-untuk-membutuhkan-wanita terlihat begitu gelagapan berusaha menahan tawanya. “Baozi? Aku hanya tahu hanya ibunya dan aku yang memakai panggilan itu untuk Minseok.” Lu Han menerima bungkusan yang diberikan Sarang melihat Minseok justru sibuk mengambil rubiknya yang jatuh menggelinding.

“Karena Baozi lebih cocok untuknya.” Sarang menjawab acuh. Sambil menghela napas ia menengok pada Minseok yang sudah kembali pada posisi semulanya. “Hari ini aku pulang bersamamu.”

***

Pulang bersama Kim Minseok bukan hal yang menyenangkan, bukan juga hal yang patut dibenci karena sejujurnya ia tidak punya alasan untuk membenci laki-laki itu. Sarang hanya memilih menghindari laki-laki itu.

“Mau masuk tidak?” Minseok menurunkan kaca jendela mobilnya sementara Lu Han yang duduk disebelahnya masih sibuk memilih playlist dengan iPodnya.

“Baozi—“

“Jangan panggil aku Baozi. Kau bahkan tidak cukup dekat denganku.”

” Bagaimana kalau aku naik di depan sana? Aku tidak ingin orang-orang melihat aku menaiki mobilmu.”

Minseok memutar bola mata tanpa protes soal alasan tidak masuk akal Sarang ia segera menjalankan Audi R8 nya meninggalkan Sarang yang memilih tersenyum kaku.

Ada banyak alasan kenapa Sarang menghindari Minseok. Hubungan mereka luar biasa canggung. Tapi itu bukan alasan utama Sarang menghindari laki-laki itu. Sarang selalu punya alasan masuk akal, meskipun standar masuk akal dirinya jauh berbeda dari orang kebanyakan. Sambil berjalan menuju gerbang keluar ia menelan ludah ketika tawa yang ia tunggu keluar juga, sambil berpura-pura menjatuhkan buku-buku tebalnya secara tidak sengaja ia sukses mencuri perhatian laki-laki yang baru saja lewat di sampingnya, meninggalkan wangi musk Calvin Clein yang membuat jantung perempuan itu berdegup.

“Ups sori.” Pemuda yang tengah tertawa bersama temannya refleks membalik badan mendengar bunyi gedebuk ringan. Tanpa banyak basa basi ia segera membantu Sarang merapihkan bukunya meskipun sejujurnya ia masih merasa sama sekali tidak menyentuh apalagi menabrak bahu si perempuan.

“Namamu Kyungsoo kan?” Ia membelalak, Sarang perempuan yang terkenal dengan sifat sombong sekaligus karismatik mengajaknya bicara. Bukan hal yang luar biasa mengingat dirinya memang populer tapi tetap hei, ini Sarang.

“Kalau kau mencari Kyungsoo, dialah orangnya. ” Ia menunjuk laki-laki yang tengah mengotak-atik DSLR yang terkalung di lehernya sama sekali tidak menyadari dirinya tengah diperbincangkan. Sarang menelan ludah ketika laki-laki itu menyerahkan buku buku tebal yang sengaja ia pinjam dari perpustakaan demi kepentingan terlihat intelek di depan laki-laki itu. Si pria menggigit bibirnya, kalau seseorang sampai mengira dirinya adalah Kyungsoo tentu orang itu benar-benar tidak mengenal siapa dirinya. “Jongin. Kim jongin. Itu namaku.”

Sarang tersenyum, sekarang ia tahu nama laki-laki yang menarik perhatiannya semenjak minggu lalu. Kyungsoo hanya alasan, tentu ia kenal Kyungsoo mengingat laki-laki itu senior di SMAnya dulu.

Kyungsoo yang tampaknya tidak menyadari dirinya sempat diperbincangkan hanya memutar bola mata, ia kenal Sarang, tentu saja, perempuan yang pernah menjadi kekasihnya.

Bye Jongin.” Sarang berdiri dan melemparkan senyum terbaiknya lalu berjalan pergi tanpa melirik sedikitpun pada Kyungsoo. Memiliki keterbatasan dalam berteman maka Sarang tidak bisa bertanya pada siapapun siapa laki-laki yang sedang menarik perhatiannya itu, yang ia bisa lakukan hanya dengan mencari tahu sendiri. Well, meskipun harus menggunakan taktik murahan sok menjatuhkan buku.

Dengan langkah ringan ia berjalan menuju McDonald di mana Audi hitam Minseok terparkir.

“Apa aku lama?” Ia membuka pintu mobil langsung duduk di sebelah laki-laki yang tengah berharap Sarang lupa ia harus pulang bersama dirinya. Minseok yang masih membaca Detective Conan pun meniup poninya.

“Kau pindah ke belakang, itu tempat Lu Han.

“Siapa cepat dia dapat.” Jawab Sarang datar tanpa melirik Minseok.

Lu Han yang baru kembali dengan Cheese Burger dan Cola di tangannya mengendikkan bahu dan memilih duduk di belakang ketika tiba-tiba Minseok keluar dari mobilnya.

“Lu Han, kau yang menyetir.”

Laki-laki yang baru saja menikmati gigitan pertama burgernya itu hanya mengerjap bingung. “Kau tahu aku pemeran utama Fast and Furios kan?”

“Hanya kali ini aku membolehkanmu.” Tatapan dingin Minseok membuat Lu Han tertawa dan segera menukar posisi duduknya dengan Minseok tanpa banyak tanya. Minseok selalu membenci cara menyetirnya dan mengetahui laki-laki itu sampai rela membiarkan Lu Han duduk di kursi setir Audi kesayangannya, ia mulai bertanya alasan sebenarnya kenapa Sarang begitu dibenci oleh temannya itu.

Sementara itu perempuan yang sekarang  mencabut iPod Lu Han tidak tahan dengan Sistar – Touch My Body  hanya memutar bola mata melihat kelakuan anak kecil Minseok. Sarang mengerti Kim Minseok membencinya, dan Sarang harap Minseok mengerti kalau Sarang cukup dewasa untuk tidak balas membenci dirinya. “Sister complex.” ia berkata singkat cukup membuat kursinya mendapat tendangan ringan dari Minseok

Sambil memutar setir perlahan Lu Han kembali tertawa. “Kau membuat masalah dengan adik perempuannya?”

“Tidak juga. Aku hanya bertengkar dengan Nara dan Baozi sebagai seorang sister complex sejati menyalahkanku. ”

Berusaha terlihat serius karena Lu Han tahu seberapa penting Nara bagi Minseok menengok dan menemukan Sarang sudah membongkar dashboard mobil mengambil Pepero Stick kesukaan Minseok. “Aku cukup kenal Nara untuk tahu dia bukan orang yang suka cari masalah.”

“Itu artinya kau tidak kenal Nara.” Sarang berkata bosan. Mengambil Cola Lu Han tanpa izin yang untungnya si laki-laki tidak keberatan. “Coba bayangkan.” Sarang mulai bercerita dan Lu Han berseru senang dalam hati untuk tidak perlu memancing Sarang bicara.

“Liburan musim panas kemarin kami sekeluarga pergi ke Jepang bersama.” Ia berkata datar tidak menyadari siul kecil yang dikeluarkan Lu Han sementara Minseok yang duduk di belakang mengusap dahinya jengkel, sekarang tinggal tunggu waktu sampai Lu Han menginterogasinya habis-habisan.

“Kami baru saja menghabiskan satu hari penuh di Disney Land. Memang tidak terlalu seru karena sepertiganya kami gunakan untuk mengantri.” Ia menghela napas. “Nara muntah tepat di atas Nike ku yang baru setelah menaiki roller coaster. Dan bukan, kami bertengkar bukan karena itu, aku cukup dewasa Lu Han.” Sarang cepat-cepat menambahkan ketika Lu Han memberinya tatapan menghakimi.”Nara, dia memiliki kesulitan tidur di tempat baru lalu dia memintaku untuk membacakan Snow White sebelum tidur. Aku hanya menolak permintaannya untuk membaca Snow White, lalu ia menangis dan aku tetap menolak untuk membacakannya lalu Minseok marah padaku. Masuk akal?”

Lu Han memilih tertawa kecil sambil merapikan poninya ketika lampu merah menyala ia melirik Minseok lewat spion. Laki-laki yang masih membaca Conan itu tampak tidak memberi respon sedikit pun tentang cerita Sarang. “Hm Sarang, sebenarnya masuk akal melihat Minseok membencimu. Kau tahu kan dia hanya Baozi yang memiliki kesabaran sebesar kacang merah. Tapi tetap kau juga salah, apa sulitnya membaca Snow White untuk Nara? Itu tidak seperti Nara memintamu membacakan biografi Obama kan?”

“Sejujurnya aku lebih suka yang kedua, Perjalanan hidup Obama jauh lebih baik dari Snow White.”

“Dan wow—Lee Sarang akan menjadi satu-satunya orang tua di dunia yang akan membacakan biografi sebagai cerita pengantar tidur.”

“Kurasa iya.” Sarang merespon pendek. Sementara Lu Han hanya mengendikkan bahunya tertawa kecil.

***

“Han Lu. Kau tahu siapa itu Jongin? Kim Jongin.” Sarang tiba-tiba membuka percakapan setelah hampir dua menit hanya Born Hater – Epik High yang terdengar di mobil.

“Tentu aku tahu.” Lu Han mendecak. “Siapa yang tidak tahu dengan tuan presiden yang terobsesi dengan nuklir—“

“Permisi itu Kim Jongun.” Sarang memotong jengkel sementara Lu Han tertawa renyah dan menganggukkan kepalanya. “Kalau yang kau maksud Kai alias Jongin mahasiswa pindahan dari Jepang yang berhasil merebut sepertiga wanita yang mengantri untukku, yah aku tahu.”

Sarang membulatkan mulutnya, berusahan tidak terlalu lebar tidak ingin Lu Han tahu sseberapa tertariknya ia dengan topik ini.

“Jadi kau membencinya?”

Lu Han tertawa. ”Oke Sarang, aku memang punya kecendrungan membenci orang yang lebih keren dari pada diriku. Dan karena Jongin, well, tidak lebih keren. Untuk apa aku membencinya?” Laki-laki yang berkata dengan nada seolah ia hanya membeberkan fakta umum tentu semua orang sudah tahu itu mengabaikan Sarang yang hanya memutar bola matanya. Sarang yakin Lu Han setengah serius dengan perkataannya tadi, dan menurutnya itu benar-benar konyol.

“Baozi? Kau kenal dengan Jongin?” Sarang bertanya pada  opsi terakhir melihat Lu Han terlalu tidak bisa diandalkan untuk memberikan jawaban serius. Minseok membalik halaman komik selanjutnya, tidak tertarik untuk melirik Sarang yang sudah menengok ke belakang. “Tidak.”

“Nah, Minseok tidak tahu apapun selain dimana restoran yang menjual Dimsum paling enak.” Timpal Lu Han santai sambil memutar setir menyenandungkan Apink No No No sekalipun jelas Born Hater masih mengalun.

Sarang meniup poni masih menengok ke belakang. “Kalau begitu beritahu aku di mana restoran yang—“

“Tidak karena aku tidak ingin bertemu denganmu di sana.” Laki-laki yang bahkan tidak membiarkan Sarang menyelesaikan kalimatnya itu berkata datar, menutup Conan-nya lalu mencari satu-persatu di antara tumpukan komik mana edisi selanjutnya.

“Oh dia berpikir aku akan menangkap basah dirinya yang sedang ikut lomba tantangan makan dimsum yang sampai membuat—“

“Lu Han. Kapan kita sampai? Karena yang aku tahu, dengan skill pemain Fast and Furious harusnya kita sudah sampai sejak lima belas menit yang lalu.”

Sarang merapatkan bibirnya luar biasa jengkel, entah Minseok sengaja atau tidak tapi ia benar-benar melakukan hal yang dibenci Sarang, seseorang menyela kalimatnya. Lu Han yang terkekeh mengendikkan bahu. “Aku merindukan nenekku di Beijing, dan kau tahu? Dia menyetir seperti ini. Seperti siput laut”

Sarang menaikkan alisnya. “Siput laut?”

“Tenang seperti laut. Cepat seperti siput. Siput dan Laut. Siput Laut.”  Lu Han menjawab tenang, percaya diri persis seperti anak sastra yang tengah mempresentasikan puisi kebanggaannya, membuat baik itu Sarang atau Minseok hanya mengendus, keduanya sama-sama ingin segera keluar dari mobil ini.

***

Perjalanan ke rumah sekaligus klinik gigi keluarga Kim yang biasanya hanya memakan waktu 15 menit dengan mobil menjadi hampir sejam (Lu Han bersikeras itu hanya 48 menit lewat 51 detik)  dengan gaya menyetir siput laut Lu Han. Minseok dan Sarang keluar bersamaan meninggalkan Lu Han yang berseru kesal merasa diperlakukan sebagai supir, terutama karena dua temannya itu tidak mengatakan sepatah katapun soal betapa halus cara menyetir dan gentlenya Lu Han ketika ia keluar dari mobil hanya untuk membantu nenek yang katanya menyerupai neneknya sendiri untuk menyebrang jalan.

Sebelum Minseok sempat memasuki rumahhnya, ia menghela napas baru ingat ia lupa akan sesuatu. Berusaha memasang ekspresi datarnya (Karena Lu Han selalu mengatakan Baozi porsi jumbo setiap Minseok tidak sengaja mengembungkan pipinya) ia mendekati Lu Han yang melipat kedua tangannya di depan dada sambil bersender pada mobilnya masih bertingkah sok jengkel.

“Kembalikan kuncinya.”

“Tidak sebelum kau mencoba untuk lebih menghargai sahabat yang sudah berbaik hati meluangkan waktu luangnya mengantarmu pulang. Kau tahu, aku bahkan tidak meminta bayaran—“

“Aku tahu kau menikmati waktu luangmu untuk menggodaku dan Sarang. Jadi kurasa itu sudah cukup.” Minseok yang sepertinya punya kebiasaan memotong kalimat segera merebut kunci mobilnya dari tangan Lu Han yang lengah ketika angin datang mengacak gaya rambutnya yang baru ditata.

Lu Han menggigit bibir berusaha menahan senyum tertangkap basah. “Aku tidak menggoda! Aku hanya berusaha membuat quality time yang sempurna antar kalian berdua—“

“Dengan menyetel OST The Heirs ketika aku dan Sarang membicarakan Attack on the Titan? Atau mengobrol seolah tidak ada hari esok dengan nenek yang mengingatkanmu pada nenekmu di Beijing sehingga aku dan Sarang harus berduaan di mobil, dan kau, mematikan mobilnya dengan alasan hemat bensin? Sehingga aku berkeringat lalu kau mengatakan aku mungkin terlalu gugup—“

“Woah. Tahan Baozi. Aku baru tahu kau punya bakat rap. “ Lu Han terlihat takjub tapi Minseok tahu benar sahabatnya itu hanya berpura-pura, tidak ada yang bisa membuat Lu Han takjub selain seseorang mengatakan betapa mempesona dirinya.

“Diam. Dan tolong berhenti memasang-masangkanku dengan Sarang. Aku benci perempuan itu oke?”

“Aku tidak memasang-masangkanmu dengan Sarang!”

Minseok menatap dingin, seolah laser benar-benar keluar dari matanya yang seketika membuat Lu Han melepas tawanya yang sejak tadi tertahan. “Baiklah. Aku memasangkanmu dengan Sarang. Karena? Karena itu seru, tapi kau tahu aku orang yang mudah bosan, jadi siapa tahu besok aku akan memasangkanmu dengan Siang Chin.

“Dan demi Tuhan aku bahkan tidak kenal Siang Chin?”

“Dia nenek yang kubantu menyebrang jalan tadi. HAHAHAHAHA. “

Sementara Lu Han tertawa Minseok yang tahu tidak ada gunanya melanjutkan percakapan ini segera membalik badannya, memasuki pintu rumahnya tidak lupa sebelumnya menendang sepatu  Sarang yang tergeletak asal. Lu Han masih berdiri di tempat yang sama setidaknya dua menit ketika ia sadar, Minseok sudah mengunci pintu rumahnya

“BAOZIIIII”

Dan jika kalian penasaran apakah Lu Han benar-benar cukup baik untuk merelakan dirinya menjadi supir cuma-cuma.

“Lu Han! Kau sudah membeli telur?” Seorang wanita setengah baya dengan spatula di tangannya keluar dari rumah tepat sebelah klinik gigi Keluarga Kim. Laki-laki yang ditanya memutar bola mata.

Dan mereka bertetangga, jika itu belum cukup jelas.

***

Sarang masih membaca majalah Nylon Japannya. Melihat dengan seksama koleksi Jeremy Scott terbaru ketika tiba-tiba Lu Han duduk di atas mejanya.

“Dengar Sarang—“

“Aku tidak dengar.”

“Jadi aku berpikir aku harus pindah dari rumah bibiku. Karena kau adalah wanita pertama yang tahu di mana rumahku dan aku curiga kau akan memberitahu pada fansku di mana alamatku yang sebenarnya!”

Sarang memutar bola mata, sempat berpikir apakah Lu Han hidup di dunia ini untuk membuat dirinya memutar bola mata.

“Kau baru saja memberiku ide Lu Han. “ Perempuan yang masih jengkel karena Lu Han menduduki esainya itu mengambil ponsel, berpura-pura mengetik pesan. “Hei, aku tahu di mana alamat Lu Han—“

“Astaga ssst—“

Dan Sarang menganga karena detik berikutnya ia sadar Lu Han serius dengan kekhawatirannya tadi.

“Hei Lu Han. Kenapa kau tidak menghampiri Baozimu, dan menceritakan soal kekhawatitan ini padanya dari pada berbicara langsung denganku?”

“Minseok pergi ke MBC hari ini! Dia akan bertemu dengan Sistar, Apink, BoA— ugh aku benar-benar ingin pindah ke jurusan broadcasting sekarang juga!”

“Jadi kau butuh teman bicara? Kalau begitu lebih baik kau duduk di kursi depanku dari pada harus menduduki esai berhargaku Lu Han?” Sarang menghela napasnya, tidak sadar kalimatnya tadi membuat kedua pipi pucat Lu Han mengeluarkan semburat merah.

“Ew— tidak, aku punya banyak teman Sarang, lihat, aku akan berbicara dengan Jongdae sekarang soal pertandingan bola kemarin. Jadi maaf, aku tidak bisa menemanimu mengobrol.” Lu Han mengendikkan bahunya, benar-benar berjalan pergi  meninggalkan Sarang yang sekali lagi, memutar bola mata.

Hari ini sudah menjadi hari yang cukup melelahkan bagi Sarang tanpa Lu Han yang tiba-tiba menjadi sok akrab dengannya.

Pagi tadi selesai menonton prediksi cuaca Sarang yang selalu memulai harinya berdasarkan cuaca memutuskan ia akan terus tersenyum hari itu. Karena prinsipnya adalah; cerah ia akan tersenyum, mendung ia tidak akan berekspresi, hujan ia akan cemberut. Pagi ini ketika ia menghabiskan pagi dengan keluarga Kim, melihat betapa cerah perkiraan cuaca hari ini ia terus tersenyum hingga akhirnya Minseok menghentikkan dirinya tepat sebelum Sarang memasuki mobilnya. “Aku tidak pernah mengatakan kita akan berangkat bersama.” Dan dengan kalimat itu Audi R8 melaju kencang meninggalkan Sarang yang bahkan tidak sempat merespon apapun.

Ketidakberuntungan Sarang berlanjut ketika ia bertemu salah satu mantan Lu Han, mengatakan jangan pernah perempuan itu mencoba mendekati Lu Han yang dibalas dengan anggukan patuh Sarang karena sungguh, setelah mengetahui seberapa menggelikannya seorang Lu Han ia benar-benar tidak berniat berteman dengan laki-laki China itu.

Sialnya kesialan masih betah menggoda Sarang. Jam makan siang Sarang terpeleset di tengah koridor akibat lantai licin yang baru dipel oleh Lu Han yang mendapat detensi akibat tertangkap basah membaca One Piece ditengah kelas Hukum Perdata. Bento spesial musim seminya jatuh dan bertebaran di mana-mana membuat perempuan itu meringis.

Oleh karenanya, sore hari ketika Sarang makin pasrah dan memasuki kelas Mandarin dengan lemas ia sampai harus mengucek mata melihat pemandangan yang tampak terlalu indah untuk menjadi kenyataan di hari sialnya. Kim Jongin duduk di barisan paling depan. Dengan kemeja flanel tartan yang digulung seperempat ia tampak begitu— aktraktif? Mata laki-laki itu masih terpaku pada iPhonenya alis mengkerut fokus pada Temple Run yang hanya bisa membuat Sarang menahan napas.

Sarang berusaha mengatur detak jantungnya, berjalan perlahan menuju kursi sebelah Jongin ketika tiba-tiba seorang wanita mendahuluinya, siapapun itu Sarang tidak suka melihatnya karena pertama: Ia memeluk lengan Jongin. Dan kedua: Jongin tidak bermasalah dengan itu.

Dan dengan kedua alasan itu. Sarang tahu ia menyukai laki-laki yang salah.

***

(A/N)

WHOOPS TEBAK SIAPA YG BARU LIBURAN.

AKU!!

Gimana chapter pertama ini?? Aku deg2an karena udah lama ga ngetik. Salah satu reader bilang jangan2 aku team xiuhan dan kaisoo mengingat empat orang itu bakal ambil banyak bagian untuk cerita ini, dan serius, itu ga sengaja. Aku juga baru nyadar. Lha kok pas banget xiuhan sama kaisoo ultimate pairing exo. Cuma ingin ngasih tahu pairing favoritku adalah Chansoo dan Hansoo dan Baeksoo dan Xiusoo. Oke stop.

Dan untuk cerita ini, aku mohon mari kita minimalisir silent readers? Authornya butuh feedback~~ Aku author yang haus akan feedback sejujurnya, setiap ngetik author’s notenya Detour aku berusaha enggak ngetik “plis komen” karena aku ga mau terlihat sebagai author yang desperate banget butuh komen, tapi untuk chapter ini, buang saja gengsinya, gais aku butuh komen :’)

Chapter kedua bakal lebih banyak flashback~ Dan Kyungsoo akan muncul lebih banyak~ Di sini doi bakal beda dari karakter dari Detour karena kita butuh refreshing kan? 

XX,

38 thoughts on “Catching Feeling [1/?]

  1. Yeay! akhirnya di post!!!!!!! aku udah terlanjur penasaran semenjak kak pika posting teasernya,heuheuheu XD

    Pertama-tama aku mau bilang,aku suka posternya.Foto Xiuhan yang melegendaris di IG Luhan :”)

    Pas baca awal-awalnya,ku kira Sarang suka Lu Han.Soalnya yang dia perhatiin Lu Han bukan Minseok atau yang lain.Tapi pas tau ternyata bukan karena suka,aku jadi malu sendiri karena udah sotoy di awal cerita.

    Demi apa,Lu Han kayaknya bengal banget,hahahaha.Sampe si Sarang bilang dia laki-laki bejat? Oh,yaampun,hahahaha XD.Aku suka karakter Lu Han yang menurutku masih 11-12 sama Detour.Dia yang bengal dan badung.Beda banget sama Lu Han si-actor-China yang malu-malu meong.

    Minseok sikapnya agak menyebalkan,yah.Dia kayaknya alergi banget sama Sarang.Masa iya,cuma gara-gara gamau dongengin Snow White doangggg????? Agak gimanaa gitu.Eummm intinya aku penasaran kenapa Minseok gak-suka-banget sama Sarang.Dan,oh! tentang Sarang yang harus menghindari Minseok dan hubungan canggung mereka.

    sekali lagi,masa sih cuma karena Snow White? .-.

    Trik nya Sarang apa bangetlahhhhhhhh,hahahahahha XD gak suka cerita klise tapi melakukan hal konyol demi sebuah nama.Yeah,patut di banggakan XD

    FINALLY! TERNYATA SARANG SUKA JONGIN! akhirnya aku tau siapa pujaan hati perempuan manis yang terkenal akan kejutekannya macem Sarang 😀

    AKU IKUT SENANG KAK PIKA LIBUR!! SELAMAT! \o/
    Emang sih,kalo kita bikin cerita dan dapet respon itu berkah luar biasa.Makanya setelah dengan tidak tau dirinya aku baca Detour sampai Chapter kesekian (aku lupa) tanpa komen,akupun memutuskan bikin akun wp biar bisa komen,hihihihi :3 karena jahat banget kayaknya kalo gak komen .-.
    Aaakk itu pairingnya yang sama Kyungsoo semuaaaaa >< hahahaha

    Akhir kalimat,aku cuma mau bilang fighting buat chap selanjutnya dan untuk Detour! 😀

    • hahaa sebenernya gara-gara foto legendaris itu terinpirasi bikin persahabatan xiuhaan ;; dan entah kenapa karakter luhan nyaris sejenis lagi? Sekalipun di variety show dia jelas baik sopan tenang ga tau kenapa tapi di mataku luhan lebih cocok bengal aaargh.

      Minseoknya sikapnya bukan agak lagi kok tapi BGT haha dan mungkin kalian bakal kaget kalau tau alasan sebenernya karena mmm ya gitu ._.

      Aaah intan makasih yaaa komenmu selalu bikin aku gemes ngasih spoileeeerr ;;)

  2. Pleaseeee ini mesti dilanjutkan…
    Ini knp si Minseok benci bgt sma Sarang?? Jgn benci Seok! Nnti jd cinta >_<
    Ok, saya bingung mw komen apa krn saya tdk mndapatkan celah yg mau dikomen..
    Next part, jgn lama 😀

  3. tadaaaaaa, lagi iseng buka blog ini taunya ada update yeeaay ^^
    waah, penasaran sama karakter sarang, jutek-jutek dingin gimanaa gitu yah ehehee
    trus kenapa jadi berharap luhan suka sama sarang atoga sarang suka sama luhan yah? haha. dan xiumiinnn jutek gitu sama sarang kenapaaaa?
    penasaran juga sama jongin, dia bakalan deket nya kayak gmana ya sama sarang :3 hehehe
    ditunggu part 2 nyaa yaa kak pikrachuu hehee

  4. hawhawhaw. komen apa ya/? neomu joha nemu joha u,u aku masih rada gangerti ini ceritanya kek gimana gakebayang sama sekali-_- apa mungkin emang lagi gakonek kaliyaa. tapiy paykting lah ququq-_- lope lope pikrachu unnieh diudaraaa

    maap ya komennya rada rada tijel gitu. lagi alay ;3

  5. Ugh… Lama tak jumpa kak!!!!
    Aduh kangen. Aduh kangen.
    Serasa udah seratus tahun gak baca tulisanmu.
    Ini bagus kak, demi apa deh
    Waktu bagian baca komik one piece, itu mengingatkanku pada taehyung di mv boy in luv
    Dan waktu ngomongin attack on titan, aku malah merasa geli. Sorry malah salah fokus.
    Karakter minseok masih agak mengganjal di benakku, karena selama penglihatan ku karakter minseok itu cocoknya pendiam, polos dan unyuk tapi berkarisma.
    Aduh mesti ngeriset ulang karakter minseok di otakku.
    Oke kak, ini bagus dan selalu di tubggu

    • yep yep! karakter minseoknya emang OOC tapi aku bakal berusaha bikin kalian terbiasa sama sikapnya dan masukin unsur xiumin yang kita kenal~~ well dia tetep pendiem kok, karisama juga masih berusaha karena di chapter satu dia ketimpa sama luhan yg sengaja kubikin lebih menonjol hehe.

  6. Bingung harus ngomong apa setelah baca ini. God ini lucu banget bahasanya ringan enak dan comedy nya dapet. Luhan lucu banget hobi nggoda si baozi, tapi ini si sarang karakternya bener2 kaya alive dan gue berimajinasi tinggi baca ini ff. Kecewa ah waktu udah abis, pengemnya baca mulu hahaha. Next kutunggu ya

    • tbh aku juga bingung kenapa masih ada comedy ketika di awal aku udh ngasih tau bakal slight angst? lol. Yeay ada yg suka si saraaangg aku takut kalian bosen karena tipikal oc ku cold type gitu, eh tp entah sarang termasuk dingin atau enggak

  7. Gilaaa kereeenn banget.
    Aku suka sama tema ff kali ini, karna menurutku kak Pika keluar dari zona yg sblumnya.
    Ntah mngapa karakter para pemain gk sbiasa ff sblumnya, lebih atraktif, atau mngkn aku aja yg terlalu kesemsem jdnya blg gtu.
    Tapi well done buat ff ini kak. suka bngt, karakternya Sarang kereeenn, tipikel cwe yg aku suka bngt untuk mnyelami pkirannya. Dan ehhmmm, kok aku suka yaa sama Luhan, apa krn udh kangen ditinggal dia berbulan bulan xD.
    Karakter luhan bda bngt sm Sarang soalnya, jd, klu mrka brsma bkal gmn yaa ??
    yahhh, kan cuma misalnya. Aku blum bs mmprkirakan Sarang brkhr sm siapa klu udh kyak gini jalan ceritanyaa..
    Ditunggu next chapt nya bserta detour yg kutunggu kelanjutannya stiap hariii.
    Kak pika fightinggg

    • hahaha sumpah seneng seseorang nyadar aku emang bikin ini beda dari ff sebelumnya c: karakter di catching feeling mungkin bakal lebih kompleks tapi enggak bakal terlalu banyak kayak detour daaan tujuanku emang bikin kalian ga bisa memperkirakan sarang bakal siapa B) dan yes berhasil!

  8. aku ga tau harus ngomong apa tapi di chap 1 ini aku suka banget! kangen juga sama tulisan sama ka pikraa yang lumayan lama updatenya u,u but,it’s okay! ditunggu chap selanjtnya ^0^

  9. Selain detour kyknya ff ini yg bakal aku tunggu updatenya haha>.<

    Knp pas aku baca awal2nya aku malah lebih tertarik sama character luhan? Aku selalu suka sama karakter luhan yg author bikin gk beda jauh sama detour, nyebelin2 gitu tpi aku suka(?) Dan kyknya luhan yg bakal membawa genre comedy disini yg bikin aku sampe ketawa2 sendiri, mirip2 kyk kyungsoo di detour xD

    aku masih gk dpet gambaran buat chapter selanjutnya, maincast minseok dan sarang ska jongin? Brarti org ketiganya jongin? Atau luhan? Atau malah kyungsoo? Aku jdi makin penasaran XD

    Aku jg ska karakter minseok disini gk mainstream(?) Dia cuek dan dingin gitu sama sarang tpi justru itu yg bikin aku penasaran knp dia benci bgt sama sarang?

    Krn kata author ini crita angst entah knp aku gk berharap ini berakhir sad ending? Dri awal aku liat minseok yg benci bgt sama sarang justru bikin aku berharap mereka jadian aja haha.. aku berharap aja karakter org ketiganya gk nyebelin aja.. polos2 kyk kyungsoo gpp deh XD

    maaf commentnya panjang thor '-'v biasku xiumin dan sgt excited menunggu updatenya thor, fighting! C:

    • lol sejak kapan kyungsoo membawa genre comedy dibisa detour xD
      Well well aku juga ikut penasaran siapa orang ketiganya hmmmmm aku udh ngasih clue di chap pertama sih hehhe

      Dan karakter minseok di sini emang OOC, aku deg2an itu bakal bikin kalian ga dapet feelnya tapi aku nanti bakal tetep masukin unsur xiumin yang kita kenal 😉

      omg biasmu xiumin! aku bakal berusaha bikin ff ini jadi ff cast xiumin favoritmu B)

  10. jujur aku agak kaget sama gaya tulisanmu disini… biasanya aku langsung ngerti tapi pas aku baca ini aku baca dua kali baru ngerti… hehehe… tapi masih tetep… aku suka selera humor yang kamu selip-selipin di setiap ffmu…
    cie cie ceritanya sekarang buat cerita anak kuliahan nih…. hehehe… semoga kehidupan perkuliahan pikrachu jg menyenangkan :))

    • huwaaaa aku takut kamu ga ngerti gara2 bahasanya berantkan? waktu aku coba baca ulang (Abis diupload dan abis itu males ngeditnya lagi -_-;;) emang rada berantakan sih ya.

      HAha kan udh dapet gambaran kuliah langsung bikin ffnya deh ;;)

  11. Well , ini cerita nya menarik banget beda sama ff detour
    Kira² sarang dicouple sama siapa yaa? Mudah²an aja sama kyungsoo haha soalnya di detour kasian die kek jones gitu😁

  12. Jawabanku atas author’s note kak pikrachu adalah, yap kita butuh refreshing dari Kyungsoo yang kaku,pendiam,jaga jarak dsb. Aku butuh Kyungsoo yang agresif.

    Entah kenapa,pas baca dari prolognya, aku bakal semangat sama cerita ini. Soalnya yang jadi main cast si baozi! Jujur, susah pake banget nyari ff fluffy baoziku itu. Jadi,pas baca kak pikrachu bikin ff dengan main cast xiumin, dengan sangat excited aku nungguin. Dan… oh my karakter xiuminnya aku suka. Kak, bikin alesan dong kenapa minseok benci sama Sarang. Penasaran kenapa sampe segitunya dia sama Sarang. And then, chapter 2 nya aku tungguin BANGET BANGET! Fighting^o^

  13. Waa gk sengaja yaa, daan yeaaa kitaa sama aku jga suka baeksoo chansoo dan chensoo pkoknya beagle line plus kyungsoo hahahahaha walaupun aku lbih suka hunsoo 😀
    Jalan critanya unik dan aku penasaran mau baca yg ke dua gmna mengingat kamu blang d.o dengan image berbeda….

  14. Ini sarang sama minseok serumah apa gmn sih authornim ? Atau luhan minseok sarang tetanggaan ?
    Dan demi apa kyungsoo mantannya sarang hahahahaha. Iya bener bgt bosen ya sama kyungsoo yg diem adem aja. Dan luhan hampir sama narsisnya kaya di detour kocak ♥♥♥♥♥♥

  15. Aku baru bacaaaaaaa~
    Setelah depresi beberapa hari karena gak punya paket internet dan gak bisa kepoin ekso ataupun baca ff *oke ini lebay* ff ini udah kaya penyegaran bgt buat aku, ditambah betapa rindunya aku dengan tulisanmu yang lamaaaaaaa sekali ada hahaha
    Btw aku suka karakter xiumin yang cuek abis tp sister complex hahaha kaya karakter2 di komik2 gitu, dan luhan! Omaigat, imut bgt gak sih dia. Setiap kali aku baca ff kamu yg ada karakter luhannya aku gak pernah mikir kalo dia jauh lebih cantik dari aku, beda bgt kalo liat foto2nya dia tp aku sukaaaaaa~ luhan yang kamu tulis keliatan lebih “laki” xD
    Sarang. Ah perempuan macam apa dia, bikin geregetan. Dan dia mantannya kyungsoo? O.O kadang suka benci sama keberuntungan OC di ff ><

    Intinya sih aku suka~
    Btw detour sama pastel tolong di update :3 aku kangen baekhyunXchaeri juga TaoXsina

    Terima kasih sudah membuat ff ini 🙂 fighting

  16. eung..hai(?)
    aku nuri salam kenal!
    lagi nyari ff xiumin dan ahirnya nyampe di sini,
    izin buat baca karya kamu yang lain ya..

    aku uda biasa baca ff dengan cast yang out of character malah ada juga yang sampe berlawanan banget, aku gak masalah sama hal itu selama cerita dan karakter yang di bangun itu serasi matching, dan..ff kamu ini termasuk ff ooc yang aku suka..humornya gak maksa, sense humornya ngalir dari tiap percakapan mereka, dan dari interaksi antar cast itu juga karakter cast jadi makin kuat skali lagi terkesan nggak maksa, ngalir gitu dan aku suka! apalagi alur yang di bangun! unik dan menghibur!

    makasih ffnya dan smangat untk karya slanjutnya!

  17. oh my…
    xiumin kok benci banget sama sarang?
    kaya nganggep sarang tuh seakan virus yang harus dijauhin..

    ngomong ngomong, kamu suka pairingnya yang ada Kyungsoo nya semua ya? hehe
    kalo aku sih lebih suka ke baeksoo. .

  18. YeEe. . . Keren2x thor! Chap 1nyaa! Q sngaja nungGU smpai publish be2rapa chap supaya gag pnsaran bgd lx auThor’a lg pny ksbukan ndri jd lma nerusin’a lg! He2x

  19. Halo Author, sudah lama ni aku mampir kek blog satu ini dan aku sering baca fanfiction Detour dan itu keren banget. Sebelumnya mau minta maaf karena baru bisa post comment baru-baru ini. Aku suka banget gayanya Author dalam menyampaikan cerita, kedetailannya menggambarkan situasi sama menceritakan adegan tiap adegannya sangat menarik. Intinya Author keren banget, lanjut terus yaa. Terimakasih xoxoo

  20. Kaka aku baru baca Ff ini nih, because my ultimate bias Soosoo muncul disini yaa meskipun dia bukan main chara but it’s oke..
    Lanjutkan terus ceritanya ka, dan aku tau sekali rasanya mengharapkan feed back/comment karna aku juga pernah posting FF juga hihi. Ff ringan menyenangkan dan bagusss. Aku bakal komen terus, love yaa

  21. salam kenal utk author sebelumnya… krna saya reader baru..coba”untuk nyari ff exo dan akhirnya ketemu ff ini.. awalnya saya ragu utk baca krna castny bukan baekhyun kyungsoo atw chanyeol..hha krna mereka biad daya.. but, krna terlanjur penasaran akhirnya saya mutusin utk baca.. dan ini komenku utk ff author yang super duper keren..butuh oksigen untuk baca ini..author bner” berhasil buat saya ketawa ngakak ketika dialog luhan dan xiumin dimana luhan tiba” bisa saja menjodohkan xiumin dgn Shian Chin yg trnyata nenek yang ditolongin luhan di jala..huwaa..sekali lagi saya katakan keren.. saya jatuh cinta dgn cara penulisan author yang so simple..semangat utk pembuatan ff author selanjutnya… 🙂

  22. Hallow~ Pikra.. aku bangga banget karena sampai saat ini masih ada saja Writter yang begitu cerdas seperti kamuuu >///< , jujur aku benr2 deg2an untuk baca chapter pertama yang sayangnya aku termasuk orang "telat baca". soal degdegan itu kaya lagi dapet hadiah dan kepengen cepet2 buka :3 dan wow…. shimatta! tulisan kamu emang bkin otot perutku olahraga #ketawasampemampus~ ..

    oke.. tunggu aja feedback yg selanjutnya.

    #Jiacesuji

    • Mana nih feedbacknya lagiii ehehee makasihhh komenmu salah satu yg bikin aku pengen cepet update.kenapa bikin ketawa..aku bahkan ga berniat menjadikan ff ini comedy .-. Catching feeling supposed to be little angsty but im fail haha

  23. Hai author aku reader baru catching feeling, karena kebosanan aku ngubek ngubek blog nya authornim aku nemuin ff ini, awalnya sih buat ngusir bosen aja soalnya agak males baca ff yang castnya selain bbh tapi ini bahasanya asik juga jadi aku mau nerusin bacanya

Leave a reply to pikrachu Cancel reply