Interval [3/?]

Chapter 03. Notes to My Self

Ada seseorang yang mengatakan jika dua orang yang pernah menjadi pasangan masih berteman baik artinya ada dua kemungkinan; antara mereka masih saling jatuh cinta atau dari awal perasaan itu tidak pernah ada.

Perhatian Baekhyun masih terpaku pada laki-laki yang duduk di seberangnya. Seo Nami yang sekarang duduk di sebelahnya memainkan ponsel sementara laki-laki itu, yang bernama Sungjong si ketua OSIS kalau kalian masih ingat sedang membaca koran, semua mungkin mengira laki-laki berkacamata itu sedang membaca berita penting soal kenaikan mata uang atau apa tapi sejujurnya artikel soal skandal artis A lah yang menjadi perhatiannya. Terlepas dari apapun itu bagi Baekhyun hal yang paling penting sekarang adalah Sungjong memakai kemeja blue jeans persis seperti yang Baekhyun kenakan sekarang. Saking jengkelnya semua orang mengira mereka kembar Sungjong hampir akan membeli kemeja baru kalau saja Nami tidak menyembunyikan dompetnya dan mengingatkan lebih baik menabung untuk perjalanan mereka ke Moroko dari pada membeli kemeja baru.

Sambil menghisap jus melonnya Baekhyun melirik pada laki-laki yang duduk di meja sebelah mereka. Si laki-laki memakai sneakers yang sama persis dengan yang dipakainya sekarang, mulai dari tingkat kedekilan sepatu sampai kaos kakinya. “Tadi pagi aku melihat foto Sena dengan pacar barunya. Jadi soal ia putus dengan Luhan bukan bercanda?” Pertanyaan Nami dihiraukannya karena Baekhyun terlalu fokus menutupi sepatunya supaya tidak seorang pun sadar soal barang Baek yang ternyata memang pasaran.

“Tapi mereka masih berteman, si Luhan dan Sena.” Sungjong menimpali kalimat Nami masih fokus dengan koran di tangannya. Sejujurnya Sungjong tidak tahu apa yang terjadi tapi melihat Sena tidak menghapus foto-foto Luhan (dan begitu juga Luhan) pada akun media sosialnya cukup membuat Sungjong mengambil kesimpulan mereka masih berteman, sesederhana itu hubungan manusia bagi Sungjong.

“Kenapa mereka putus?” Nami bertanya, memecah kesunyian selain musik dari kafe karena kedua orang di depannya ini tidak satupun berniat memulai percakapan. “Katanya Luhan selingkuh? Atau Sena bosan? Atau—“ Sebelum Nami makin asal bicara Baekhyun langsung berdehem bersamaan ketika si pemilik sepatu sama sudah berjalan keluar dari kafe dan ia pun bernapas lega “Tidak ada yang selingkuh atau bosan. Ya memang begitu saja.”

“Lalu bagaimana Kyungsoo dengan Seukri?” tanya Nami lagi.

Sekarang Baekhyun meniup poninya. Terus terang capek dengan pertanyaan itu, semua orang bertanya pada dirinya tapi sungguh Baekhyun benar-benar tidak tahu apa yang terjadi di antara dua orang itu. “Astaga tidak ada apa-apa antara Seukri dan Kyungsoo. Yang ada antara Seukri dan Chen.”

“Lalu Sehun dan Chaeri?” Sungjong ikutan tiba-tiba bicara ngasal dengan matanya terpusat pada artikel.

Sementara Baekhyun memijit tulang hidungnya seseorang yang sedang duduk di sudut lain ruangan masih membaca buku tanpa menyentuh minumannya yang sudah datang sejak lima belas menit yang lalu. Mungkin karena ia terlalu fokus bahkan ketika laki-laki yang ditunggunya sudah datang dan memesan minuman orang itu masih juga membaca bukunya.

“Dengan Moon Chaeri di sini?” Karena bosan akhirnya yang ditunggu angkat bicara.

Kepala Chaeri otomatis terangkat dan matanya tersenyum lebar saat menyadari Taehyung sudah duduk di depannya.  Masih terlihat sama karena bahkan gaya rambut laki-laki ini tetap sama. Chaeri bahkan ingat dulu sekali ia pernah melihat Taehyung memakai jaket itu ke sekolah.

“Ya benar? Ada yang bisa dibantu?” Chaeri menutup buku yang dibacanya. Taehyung langsung meraih buku itu dan membukanya ngasal, matanya mengernyit karena tentu saja, melihat Chaeri membaca buku resep masakan vegetarian hal yang patut dipertanyakan.

“Sejak kapan berubah jadi vegetarian?”

“Bukan, ini untuk orang lain, kakekku vegetarian aku harus bisa memasak untuknya nanti.” Ujar Chaeri sambil meraih minumannya, langsung menjulurkan lidah karena rupanya es batu pada minumannya sudah keburu mencair semua. “Aku harus minta gula.”

Chaeri mengangkat tangannya, memanggil pelayan yang sebelumnya baru saja melayani meja Baekhyun cs. “Aku mau tambah gula, dan mau pesan jus melon.” Ujar Chaeri.

“Kenapa pesan minum lagi?” tanya Taehyung

“ Seseorang yang kukenal menyukai jus melon juga akan datang ke sini.”

“Jadi hari ini bukan kencan?” Taehyung jelas bercanda mengharapkan Chaeri akan protes atau mendecak tapi perempuan itu hanya menatapnya datar.

“Bukan. Aku tidak akan kencan.”

“Iyaa aku tahu itu, aku bercanda.” Ia menggaruk pipinya berubah canggung karena respon Chaeri “Lagi pula sudah keperlihatkan foto perempuan yang kusukai kan?”

“Sudah.” Chaeri menjawab singkat sama sekali tanpa antusiasme. “Kamu tidak akan senang mendengar hal ini. Tapi menurutku perempuan itu, dia termasuk genit. Dia membiarkan laki-laki yang bukan siapa-siapanya merangkul bahunya, eyelinernya terlalu tebal dan double eyelidnya, sudah pasti hasil operasi.”

 Tidak ada respon berarti dari Taehyung yang memilih sekedar mengangguk membuat Chaeri mengerjapkan matanya kaget, ia sudah siap mendengar Taehyung mengomel, bukankah siapapun akan marah mendengar orang yang disukainya dinilai seenaknya seperti itu? “Aku jaraaang sekali menghakimi seseorang. Aku tidak akan menjudge wanita merokok, aku netral soal PDA, dan kalau ada perempuan yang tidak menyisir rambutnya aku juga tidak peduli.” Taehyung berkata.

“Mustahil kau tidak pernah menilai seseorang.”

“Oke pernah. Aku paling kesal melihat orang yang pergi dengan rambut basah. Apa mereka tidak bisa meluangkan waktunya sebentar untuk mengeringkan rambut? Tapi sisanya, aku tidak menjudge mereka.”

Chaeri menggaruk pipinya, kalimat paling kontra yang pernah didengarnya tahun ini adalah seseorang yang mengaku ia jarang menghakimi tapi detik selanjutnya ia menilai orang dari basah keringnya rambut. “Jadi Tae lebih baik langsung saja kamu mengatakan alasan kenapa kita harus bertemu karena tiga jam lagi pesawatku akan berangkat.”

Taehyung merapatkan bibirnya, sebelum ia memandang Chaeri ia memandang seisi ruangan. Entah apa yang dicari atau dihindarinya. “Aku merasa perlu mengatakan ini padamu karena menurutku kamu orang yang harus pertama kali tahu.”

“Apa, katakan apa.”

“Ini penting sekali tapi agak memalukan.”

“Katakan.”

“Aku mencoba jadi dewasa di sini tapi tetap saja. Aku rasa—“

“10 detik lagi kau mengulur waktu aku pergi sekarang.”

“Aku rasa Daeha menyukaiku.”

Untuk lima menit selanjutnya Chaeri tidak bisa berhenti tertawa memandang wajah Taehyung. Chaeri baru sadar ia sudah lama tidak tertawa selepas ini. Ketika ia merasakan matanya berair dan wajah Taehyung berubah cemberut ia pun menggigit bibirnya dan tawanya berhenti.

“Sori— aku tahu laki-laki seperti apa yang Daeha suka, dan aku tidak menemukan kriteria itu pada Kim Taehyung.”

Tentu saja sulit meyakinkan orang seperti Chaeri, sambil memegang lehernya ia hanya mendesah, pikirannya agak pusing belakangan soal hal ini dan tawa Chaeri sama sekali tidak membantu. “Ya sudahlah, yang jelas aku sudah memberitahu, sekarang aku harus pergi.”

“Silahkan.” Chaeri sampai tersedak ketika menghabiskan jus melonnya, Taehyung tidak juga menunjukkan tanda kalau ia hanya bercanda jadi yang bisa perempuan itu lakukan berpura-pura serius dan berdehem. “Hati-hati di jalan! Salam untuk Daeha!” Sahut Chaeri ceria. Terlalu ceria untuk perempuan yang sedang berdebar jantungnya. Sambil menggumamkan My Favorite Things hasil menonton ulang Sound of the Music kemarin ia kembali membaca buku resepnya masih menunggu seseorang rupanya.

Kembali ke sudut lainnya, ada laki-laki kebosanan yang menyangga kepalanya dengan kepalan sambil memandang bosan dua orang yang masih berargumen soal siapa yang dulu mengejar Kyungsoo habis-habisan. “Aku tidak pernah menangis saat Kyungsoo menolakku.” Nami masih bersikeras.

“Kau menangis, aku pernah lewat depan kelasmu saat itu sore-sore sekali, kukira ada setan tapi ternyata Seo Nami yang menangis.” Sungjong sudah menutup korannya, setelah Baekhyun berkata bukan Sehun yang disukai Chaeri tapi Byun Baekhyun lah Sungjong langsung tercengang. Selama ini ia selalu mengira selalu ada sesuatu diantara Chaeri-Sehun bukan Chaeri-Baekhyun, lagi pula, bukankah Baekhun itu dengan Sina? Dan setelah itu Nami berkata padanya kurangi baca koran dan cobalah lebih peka pada lingkunganmu.

“Aku tidak pernah menangis. “  kata Nami

“Iya kamu menangis, karena Kyungsoo karena aku ingat ada foto Kyungsoo yang wajahnya sudah dicorat coret di bawah laci mejamu.”

Nami mengelap hidungnya yang mulai berkeringat, membicarakan Kyungsoo tetap membuatnya berkeringat, seperti mengingat aib karena sampai sekarang ia masih heran kenapa dulu ia bisa terobsesi dengan pemuda bernama Do Kyungsoo. “Ngomong-ngomong Baek, bukankah kamu ada janji?”

“Oh akhirnya! Kalian bilang ini reuni tapi sejak awal hanya kalian yang berbicang.” Baekhyun memaksakan senyum ia langsung beranjak dari kursinya. “Senang sekali akhirnya aku diusir. Baiklah aku pergi.”

Nami sambil melipat tangannya di depan dada agak jengkel melihat betapa damainya kehidupan Baekhyun sekarang jika dibanding dengan Chaeri yang bulan lalu cerita soal rasa frustasinya. “Jadi kamu sudah menemukan perempuan baru? Setelah putus dengan Chaeri?”

 “Hah? Benarkah?” Baekhyun yang sudah berjalan dengan sekantong kaos kaki di tangannya membalikkan badan, pasang wajah sok kaget lalu ia berjalan cepat mungkin sekitar 10 meter dari sana dan ia sudah sampai di tempat tujuannya.

Orang yang sedang menunggunya masih sibuk membaca buku tidak menyadari Baekhyun berdiri tepat di belakang kursinya, hanya menatap serius kepala si perempuan untuk meyakinkan dirinya kalau memang benar rambut itu sudah bukan berwarna hitam lagi.

“Jadi kamu benar-benar mengecat rambutmu?”

Chaeri langsung mendongakkan kepalanya. Ada wajah Mr. B di atas sana memandangnya dengan kernyitan yang membuat Chaeri menelan ludah.

***

Tadi pagi jam 10.29, tepat sebelum Chaeri memesan tiket pesawat ia memikirkan hal yang penting. Bukan soal keindahan bunga seperti yang Chaeri biasakan untuk dipikirkan setiap bangun tidur tapi soal kelangsungan kehidupan sosialnya. Ia tidak bisa seperti ini seumur hidup, menghindar dari Baekhyun dengan metode Pretending My Ex is Dead. Memang setelah melakukan hal yang ia sebut terapi-setelah-putus itu kefokusan Chaeri memang kembali, ia berhenti menangis dan PR nya kembali dikerjakan dengan tepat waktu tanpa tergesa. Tapi sekarang ia punya waktu memikirkan hal lain yang artinya mungkin Baekhyun tidak perlu sampai mati di kepala Chaeri, siapa tahu mereka bisa berdamai, berkata lama tidak bertemu dengan santai lalu mengatakan sampai jumpa tanpa ada perasaan munafik. Jadi Chaeri berjanji, jika hari ini ia tidak bertemu Baekhyun maka ia akan memotong pendek rambutnya.

“Halo Baekhyun? Ini Chaeri.” Untungnya saat itu Baekhyun langsung menerima panggilan Chaeri di dering pertama, karena Chaeri hampir menyesal dan akan membatalkan rencananya kalau di dering tiga setengah telponnya tidak diangkat (iya, Chaeri memang sedetil itu).

“Oh iya Chaeri.”

Canggung. Terlalu canggung. Chaeri menelan ludahnya sambil meyakinkan diri untuk kesekian kalinya kalau semua akan berakhir secepatnya dengan baik tentunya. “Aku sudah di Seoul bagaimana kalau kita bertemu?”

Sampai ada jeda beberapa detik yang artinya Byun Baekhyun berpikir. Laki-laki itu menimbang untuk bertemu dengan dirinya? “Tentu, ayo kita bertemu.”

Dan setelah jam dan tempat ditentukan oleh Chaeri yang tidak ingin membuat Baekhyun kembali berpikir Baekhyun sudah ingin menutup panggilan tapi Chaeri buru-buru berkata “Aku bawa oleh-oleh untukmu juga Baek! Jadi siapkan tas.”

“Siaap.”

Selesai menerima telpon singkat itu Baekhyun hampir lupa bernapas. Dari tadi ia berusaha menjaga suaranya tetap datar, ingin membuat Chaeri berpikir kalau bagi Baekhyun menerima telpon dari perempuanmu yang sudah tiga bulan tidak pernah mengontakmu adalah hal biasa.

“Dan kenapa ia ingin bertemu denganku?” Itu pertanyaannya untuk Chaeri tapi beberapa detik kemudian berganti jadi “Kenapa aku tidak ingin bertemu dengannya.” Pertanyaan yang Baekhyun tujukkan untuk dirinya sendiri.

Setelah mendapatkan kaos kakinya sambil berpikir apa lebih baik ia berbohong pada Chaeri kalau ia sibuk sekali hari ini sampai tidak bisa keluar rumah Baekhyun menabrak seseorang, orang yang ditabraknya ternyata Sungjong yang sedang menunggu Nami mencoba baju.

“Hai.” Sungjong memandang kaget orang yang menabraknya dan saat itu Nami keluar dari fitting room berteriak dramatis melihat Baekhyun.

Manusia memang berubah. Itu yang Baekhyun pikirkan ketika melihat Nami menggamit lengan Sungjong. Siapa sangka Seo Nami berakhir menyukai si nerd yang bersumpah tidak akan berpacaran sampai lulus SMA.

***

Luhan pernah kehilangan benda kesayangannya. Hanya sebuah gelang karet polos warna hitam, sesederhana itu karena kata Sena uangnya tidak cukup untuk membeli gelang yang harusnya lebih istimewa. Gelangnya hilang ketika ia berada di kereta dalam perjalanan pulang dari kampus, mungkin ikut terlepas saat melepas jaketnya dan Luhan baru sadar ketika ia berada di kasur sudah siap tidur.

“Aku pernah kehilangan benda kesayangan dan percaya padaku ketika mereka pergi kesialan kita juga ikut terbawa.” Luhan melempar sekaleng Cola pada Kyungsoo yang sejak tadi duduk di sofa membaca majalah interior dengan dahi berkerut. Kyungsoo tetap mengabaikannya, masih percaya kalau hilangnya kacamata tetap terkait oleh kehadiran Luhan di sini.

“Kalimat pembelaan untuk seseorang yang terlalu sering menghilangkan barangnya.”

Sekarang giliran Luhan yang mengkerutkan dahinya. “Lagipula ada apa dengan kacamata itu? Menurutku modelnya biasa saja dan kau bisa menggunakan softlens—“

“Bukan masalah model atau apa.”

“Lalu apa? Karena orang yang memberikannya? Apa kacamata itu hadiah dari seseorang?”

Pertanyaan itu membuat Kyungsoo mengambil Cola yang tadinya tidak mau diminum, menegaknya sampai habis baru menjawab pertanyaan Luhan. “Kalau aku bilang itu hadiah apa kau akan menanyakan siapa yang memberinya?”

Suasana tiba-tiba hening. Luhan yang sudah hampir lupa dengan pertanyaannya karena melihat iklam ayam goreng tepung kembali mengalihkan perhatiannya pada Kyungsoo. Dalam diam ia mengamati wajah temannya, masih datar tapi warna pipinya tersembunyi dibalik majalah yang sedang dibacanya. “Tidak, aku punya hal lebih penting untuk diurus daripada mencari tahu siapa yang memberi Do Kyungsoo sebuah hadiah.”

“Itu pemberian seseorang.” Kata Kyungsoo singkat. Ia langsung beranjak dari sofanya dan berjalan menuju kamarnya. “Aku mau tidur kalau ada tamu katakan aku tidak ada.”

“Oke, kalau ada Chaeri datang aku akan mengatakan Kyungsoo tidak ada.”

“Sori—?” Kyungsoo menoleh, tangannya yang sudah menggenggam gagang pintu terhenti dan Luhan cuma bersiul.

***

Chaeri masih mendongakkan kepalanya. Baekhyun masih juga berdiri di belakangnya. “Apa salah mengubah warna rambut?” Akhirnya Chaeri berkata.

Laki-laki itu mengangkat bahu sambil menghela napas panjang ia pun duduk di kursi kosong depan Chaeri. “Warna hitam sebenarnya lebih cocok untuk kulitmu.” Ucapnya datar lalu tanpa bertanya siapa pemilik jus melon di depannya ia segera meneguknya sampai tersisa setengah gelas.

Well itu seleramu. Ngomong-ngomong apa setelah ini masih ada acara atau—“

“Tidak, hari ini hari bebas tidak ada deadline.”

“Benarkah? Oke kalau begitu aku tidak akan terburu-buru karena banyak sekali hal yang harus kukatakan sekarang.” Chaeri meraih gelasnya hanya tersisa es batu yang tetap saja ia aduk-aduk kelihatan sekali kehabisan ide dengan adanya Baekhyun di depan. Dipikirnya bertemu Baekhyun tidak sesulit yang dibayangkan, bagaimana pun ini Byun Baek, laki-laki yang biasanya membuat Chaeri bebas melakukan apapun di depannya, untuk apa canggung?

Benar. Untuk apa canggung? Chaeri berkata dalam hati. Ia mengepalkan tangannya bertekad untuk memulai topik ringan dulu seperti; tadi sarapan apa atau nanti makan malam apa. Tapi detik selanjutnya Baekhyun sudah mendahuluinya mengatakan topik yang langsung berat.

“Ingin bertanya kenapa aku berhenti mengirim surat?” tanya Baekhyun

Alis Chaeri sampai naik karena kaget. Bukan karena pertanyaannya tapi karena Baekhyun berani menatapnya ketika mengatakan hal itu. “Bukan.”

Baekhyun hanya mengangguk, ia terus memandang Chaeri membuat yang dipandang semakin tidak ingin mengatakan apapun. Tatapan Baekhyun menjadi intimidasi bagi Chaeri, tatapan agak berbeda karena tidak ada kerlingan lagi di matanya yang dulu selalu membuatnya bertanya penasaran apa yang sedang terjadi.

Setelah mengambil napas panjang ia mengangkat kepalanya, memberanikan diri menatap Baekhyun. “Aku ingin minta maaf karena lupa mengucapkan selamat ulang tahun.”

“Aku tidak marah—“

“Aku minta maaf karena selalu beralasan sibuk dan kupikir mungkin kamu juga terlalu sibuk sampai tidak sempat membeli kertas surat, tapi kata Nami kalau laki-laki sibuk dia tidak akan terlihat menonton Spectre hanya berdua dengan perempuan dan aku berpikir apa salahnya laki-laki menonton film berdua dengan perempuan lain? Anehnya setelah itu aku jadi ingin menjaga jarak dan rupanya mungkin kamu berpikir hal yang sama jadi secara tidak langsung kita saling menjaga jarak dan aku sampai berpikir semua ini sudah selesai?”

Itu kalimat yang aneh, agak sulit dicerna untuk Baekhyun yang beranggapan Chaeri tidak akan frontal. Sekarang yang duduk di depannya sekarang sudah selesai berbicara dan memilih kembali mengaduk gelas yang isinya hanya es batu. Mungkin artinya ia memberi kesempatan Baekhyun untuk bicara. Tapi Baekhyun tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Ia siap minta maaf dan beralasan tapi kalimat Chaeri membuatnya merasa maaf terlalu klasik dan beralasan adalah hal yang akan dilakukan laki-laki pengecut.

“Haha.” Tawa pendek Baekhyun berlangsung sangat singkat, tadinya ia ingin mencairkan suasana tapi menyadari Chaeri meneteskan air mata rasanya jadi tidak sopan tertawa.

“Aku bahkan tidak tahu nenekmu meninggal. Dan saat itu aku marah saat kita berdebat soal aborsi.”

Kedua alis Baekhyun nyaris bertaut sambil bertanya dalam hati kenapa Chaeri bisa tahu hal yang dirahasiakannya,  “Sudah—“

“Aku pernah mengatakan pada Kyungsoo kalau aku mungkin diselingkuhi karena kau membuat cupcakes bukan rasa kesukaanku.”

Pada akhirnya Baekhyun hanya diam memilih jadi pendengar. Chaeri seperti sedang melakukan protes padanya. Banyak sekali yang diceritakan, mulai dari hal sepele soal Baekhyun ternyata lupa memenuhi janji videocall dan Baekhyun yang lebih sering mencari alasan dari pada minta maaf. Banyak koreksi dari hubungan mereka dan Baekhyun merasa, mungkin kalau ia dinilai dari kacamata Chaeri maka sebagai pacar ia mendapat nilai C+.

“Chaeri— aku tahu ada kesalahan.”

Chaeri menaikkan kepalanya sekarang, matanya masih agak sembab tapi Baekhyun mulai terlihat lebih ramah. “Aku juga melakukan kesalahan. Aku pernah merasa menelponmu mengganggu jadwalku dan juga sempat kesal ketika kau memaksaku harus memakai jaket pink yang kau kirim.”

Sekali lagi Baekhyun jadi pendengar. Chaeri melakukan pengakuan dosa padanya, mengaku maaf mulai dari sering mendiamkan panggilan telpon Baekhyun dan berbohong sekali-kali.

Setelah Baekhyun yakin Chaeri diam dan tidak akan memotong-motong ucapannya lagi ia membuang napasnya.

“Semuanya selesai ketika aku berhenti. Saat aku berhenti melakukan inisiatif maka kita juga berhenti, aku tidak menyalahkan mu, dari awal aku tahu seperti apa Moon Chaeri. “ Baekhyun menatap Chaeri hati-hati. “Belakangan aku sempat lelah jadi begini jadinya. Tapi sekarang mungkin agak berubah apa yang mau kita lakukan sekarang?”

Chaeri mengelap pipinya yang basah. Selesai minum es batu di gelasnya yang sampai mencair ia mengambil napas sekarang. “Yang kupikirkan sekarang. Hal ini akan terjadi berulang. Ketika salah satu sibuk seseorang yang satu lagi ikutan capek.”

 “Jadi?” Baekhyun mengangkat bahunya. Ia ingat saat hagwon, ia ingat ketika Chaeri selalu menjadi tempat ternyaman untuk melepaskan beban. Ia sempat berpikir mungkin ia bisa menjadi hal yang sama bagi Chaeri tapi ternyata perempuan itu tidak merasakan yang sama. Semuanya berubah dan yang Baekhyun rasakan, perubahan juga bukan hal yang buruk.

“Aku tahu apa yang kuinginkan pada laki-laki dan kau punya semua itu Baek. Dan aku tahu juga aku tidak bisa menjaga hubungan romantis dengan seseorang.”

Baekhyun terdiam. Ia memandang Chaeri lalu memandang kakinya yang ternyata memakai sandal jepit warna neon pink. Hari ini aneh sekali ia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Baekhyun sampai kemarin sempat marah, kesal dan bosan. Ia capek karena Chaeri selalu menyalahkan dirinya tanpa pernah menyadari kekurangannya, ia juga kesal ketika Chaeri menguap saat mendengar ceritanya dan ketika dirinya bosan Baekhyun sampai mengiyakan ajakan teman perempuannya menonton Spectre berdua saja.

“Hubungan manusia memang aneh kan. Di satu sisi kita merasa bisa melakukan apa pun dengan orang itu, saling cerita berbagi mencintai? Tapi semuanya bisa stop, begitu saja.“

Chaeri mengeluarkan senyum, bukan dipaksakan sehingga Baekhyun yang melihatnya ikut tersenyum. “Kalau aku mengatakan aku ingin menyelesaikan hubungan ini tanpa alasan bagaimana Baek? Maksudku, rasanya lucu kalau aku bilang; oke kita putus, aku terlalu sibuk untuk berhubungan denganmu.”

“Yaah— keinginan saja sudah cukup tanpa alasan.”

Baekhyun menyadari jus melonnya masih tersisa. Ia mendorong gelasnya untuk Chaeri dan tersenyum. “Jadi ingin mengucapkan sampai jumpa sekarang? Dari tadi kau ingin pergi kan?”

Chaeri mengangguk, mungkin Baekhyun menyadari sejak tadi ia terus mencuri lirik jam tangannya, khawatir akan tertinggal pesawat.”Aku harus ke Jeju menjenguk kakekku Baek.”

“Woah. Ada Kyungsoo di sana.”

“Juga Luhan. Aku berencana mampir ke sana kalau sempat.” Chaeri meneguk habis minumannya.  Ia beranjak dari kursinya bersamaan dengan Baekhyun yang bersikeras akan membayar pesanan Chaeri.

Keduanya berjalan keluar dari kafe.  Masih ada matahari terik  yang ditutupi awal tebal persis cuaca kesukaan Chaeri sehingga ia beranggapan semesta pun mendukungnya hari ini. Chaeri mengangkat plastik besar yang sempat ia lupakan.

“Dan ini oleh-oleh yang nyaris kulupakan.”

Baekhyun menerima plastik berisi kotak itu, Lego Arsitektur edisi Berlin yang sempat masuk dalam daftar koleksinya. “Wow. Ini wow.” Sampai kehilangan kata-kata saat Chaeri hanya tersenyum di depannya. “Hadiah ulang tahunmu. Dan ini teh berbagai jenis, aku membelinya dengan pikiran kau akan meminumnya dengan nenekmu.” Satu lagi kantong yang ia terima dari Chaeri. Detika selanjutnya ia merasa bersalah soal kaos kaki kuning pesanan Chen dan Luhan.

 “Aku senang karena Moon Chaeri masih menjadi temanku.” Hanya itu yang bisa Baekhyun katakan.

“Sebenarnya agak aneh. Antara sejak awal kita memang tidak pernah saling menyukai atau sampai sekarang kau menyukaiku Baek.”

“Tentu aku masih menyukaimu.”

Chaeri menengok dan menatap mata Baekhyun. Semuanya selesai, mungkin. Baekhyun di kepalanya tidak lagi mati dan Baekhyun kembali menatapnya dengan tatapan hei-aku-punya-banyak-cerita.

“Aku juga. Ngomong-ngomong, ini semacam etika, kau boleh melihat perempuan baru setidaknya bulan depan.”

Baekhyun tertawa. “Banyak sekali hal yang kau pelajari di luar Chaeri.”

“Aku bahkan belajar bagaimana cara melupakan mantan pacarmu dengan metode—“ Mulut Chaeri tertutup, ia melirik Baekhyun lalu ikutan tertawa. “Sudahlah, aku harus cepat-cepat pergi.”

Jam 14.11 Baekhyun terus memperhatikan sampai Chaeri menghilang selesai menaiki taksi dengan koper kecilnya. Sekarang mereka sudah berpisah dan berbaikan di saat bersamaan. Baekhyun tidak perlu memikirkan apa lagi yang harus dilakukannya untuk Chaeri dan Chaeri tidak perlu lagi memikirkan apa yang salah di antara mereka berdua. Ketika Chaeri adalah orang yang terlalu suka berpikir bertemu dengan orang yang lebih suka tidak berpikir seperti Baekhyun, kombinasi menyenangkan terjadi tapi tetap saja hal menyenangkan tidak selalu berlangsung permanen. Karena seperti yang dikatakan Baekhyun tadi, hubungan manusia memang aneh.


 

 

Author’s note:

 

Antara masalah lama selesai atau ada masalah baru muncul terserah gimana interpretasi kalian whoops

Ada kemungkinan besar banyak komen protes karena ini chapter terantiklimaks untuk kalian yang mungkin punya beribu skenario yang lebih baik dari pada aku sendiri tapi gimana pun aku coba re-read dan aku ngerasa ini keputusan yang tepat. HAH.

 

18 thoughts on “Interval [3/?]

  1. Aku gak nyangka mereka berakhir putus
    Tapi semua orang kayaknya berubah deh di sini
    Chaeri gak kayak chaeri, dan baekhyun gak kayak baekhyun
    Aku tunggu nextnya kakak

  2. APA INI???
    Mereka putus?? Serius putus??? Putus yang gak pacaran lagi? Putus yang jalan sendiri-sendiri gitu? Putus yang bebas mau pacarin oranglain?
    .
    Aku speechless kak. :”(

  3. Aslinya aku speechless dan cuma bisa melongo kaya detik ini shock lalu bertanya2 kenapa begini kok bisa gini kemudian detik berikutnya kaya ya udahlah dan ujung2nya cuma bisa menghela nafas dan baru bisa nulis komen. Chapter ini emang lebih pendek dari biasanya atau mereka putusnya kecepetan gak pake basa basi? ehm sekarang aku tau standar dramatis kita beda kak karna nyatanya aku merasa acara putusnya mereka terlalu lancar berasa jalan di atas jalan tol cipali, kaya tetesan air matanya chaeri tuh gak pengaruh apa2 (dan ini miris uh), kaya gak ada hati yg merasa nyesss banget atau karna acara putus ini terlalu dramatis dan beda dari yg lain sampe bikin jadi mati rasa? i dunno lah i dunno. Yg jelas aku pun gak jelas, baek-chaeri begini tetep gak bisa mengeluarkan dahak yg mengganjal, ada nyeseknya, berpikir kalo mereka begini itu adalah masalah tapi anehnya ngerasa agak lega utk alasan yg entah apa… Hahh efek menganggap baek-chaeri adalah tokoh yg bener2 nyata, bawaannya jd baper mulu. Next chapternya, aku gak mengharap apa2 lagi dari mereka (emang masih ada harapan? atau adakah yg bisa di harapkan?) selain mengharap update yg warbyazah selanjutnya hehe aku rapopo, fighting kak!!!

    *btw tiba2 kepikiran…. apa chaeri bakal sama kyungsoo? yaluhan…… please don’tㅡ

  4. Aku sedih banget kak, tiap hari mampir kesini biar ga ketinggalan tapi setelah baca sedih banget pengen nangis, dari dulu aku tuh baekchaeri shipper, jadi ini berat banget buat ku kak..
    Ok semoga ini cuman keputusan untuk saat ini aja, semoga kedepannya chaeri bisa balik lagi sama baek.
    Please aku ga kuat klo chaeri sama kyungsoo, mending sama yg lain *xiumin ato ga sama yg lain sama sekali hehehe
    Semangat terus ka

  5. KENAPA. MEREKA. PUTUS.

    ????

    Aku speechless. Gabisa ngomong apa-apa. Aku ndak terima:(
    Kak Pikrachu, ini tetep jadi fanfic Baekhyun x Chaeri kan?:”) Tolong jangan bikin mereka bener-bener berakhir di sini:”)
    Anyway tulisan kakak bagus as always, aku bela-belain baca pas penyuluhan mencoba sembunyi biar gak ketahuan guru BK dan dengan batere tinggal 9%

  6. Aaaaaa … Apa ini ??? Kenapa Chaeri jadi putus sama Byunbaek ketika aku udh ngerestuin mereka –”
    Walau aku ngerti yg dimaksud sama Baekhyun ._.
    Rasanya aneh baca pas mrk ngmng keluarin uneg” dan endingnya ya begitulah …
    Tapi keren feelnya dapet lompart ini

  7. hhaaaaaaaaa pertama2 big thanks buat kak fik yang udah update,,,,tapi,,,setelah baca komen temen2 diatas jadi takut mau ngebacanya itu,,,

  8. Seketika bilang
    “yah..putus”
    “yah.. Chaeri pergi lagi”
    Dan
    “yahh..”

    HAHA. okeh maafkan saya kebanyakan ‘yahhh’
    Sedih pastinya mereka putus, dan sedih rasanya ketika Chaeri baru aja ketemu baek bentar terus pergi lagi :’)

  9. Chapter iniii PEHAPEEE, campur aduk, menyelesaikan masalah dengan masalah :”

    Ituu apaa ituu, baekhyun blang ntuk chaeri “perempuanmu” *seketika hati merasa berbunga bunga pertanda baik* eeh gk taunyaa :”

    Trus ituu apa ituuu, baekhyun blang aku masih mnyukaimu, chaeri jugaa. Php deh mereka brdua :v

    Itu apa ituu chaeri blang smua yg dibutuhkan ada pada baekhyun :”

    Tpi di kalimat wktu baek curcol ketika aku berhenti maka smuanya berhenti, jdi ngerasa sedih :”

    Tpi aku ngerti, aku jga stuju klau ntuk kali ini mereka udahan, krna klau di smbung jdi yaaah kekgmna gtu sekayak yaah sama aja dngan ff kbanyakan, but i know kamu memang berbeda wkwkwkw

    Baekhyun yg udh nyaman dengan perubahan, chaeri yg trlalu sibuk

    Tpi ntah knapa aku ngerasa ini bkan akhir dri kisah mereka, bsa aja kn chaeri jdi tau arti merindukan disaat kehilangan wkwkw dan chaeri jdi tmbah peka, jdi klau baekhyun berhenti mereka tidak akan berhenti :” *harapan* *seandainya* *smoga saja* hahahah

    Di seri ini gk bsa maen perasaan aja, beda dengan detour yg kisah SMA, skrang sekayak dewasa gtu, aku suka sukaa, kita jga bertambah usia kn :v

    Btw thankyouuuu bangeeet ada moment chaeri sehun, sungjong i love youuu fullll hahahaha
    Gmna klai chaeri sma sehun aja xD

    Fightiiing buat next chapternyaa

  10. Mereka kok putus sih? T.T
    Padahal pengennya mereka ketemuan terus pacaran lagi kayak dulu.. Jadi ikutan nangis bareng Chaeri deh 😭
    Kangen moment moment manis Baekchae kan jadinya :’
    Masih berharap mereka bakal balikan…
    Can’t wait for the next update!
    Fighting kak😊

  11. sebenernya mau nunggu chapter 4 keluar baru baca chapter 3 krn ga mau baper dulu tp tiba-tiba tengah malam ga bisa tidur jadinya aku baca aja hahaha. dan Baekhyun-Chaeri putus. nah, kan jadi sedih deh. sebenarnya agak gimana gitu baca cara mereka putus yg kayaknya putus dgn baik-baik. sebenarnya aku ga terlalu ngeh knp mereka putus pdhal aku yakin dan percaya mereka berdua masih ada perasaan. dan noooooo aku ga mau nntinya Chaeri sama Kyungsoo, gimana aja gitu krn dari dulu aku itu pendukung Baek-Chaeri aku jd ga rela mereka putus. apapun itu aku tetap suka karya kak pikrachu, next chapter ditunggu yah

  12. 2019 dan rasa excited gue masih sama kaya dulu pas pertama kali (2015) nemuin ff ini gara2 searching d.o kidal atau enggak eheh. Saking excitednya hampir percaya d.o itu ambidextrous huehehe

Leave a reply to A Wacky Wallflower Cancel reply